PANGKALAN BUN- Bencana banjir yang beberapa waktu lalu melanda sebagian wilayah Kecamatan Arut Selatan, ternyata menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur. Ruas jalan poros yang menjadi akses utama warga di tiga Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan sepanjang 1 kilometer rusak parah.
Akibatnya, tiga warga di permukiman warga bantaran Sungai Arut yakni di RT 04 dan RT 05 dan RT 06, harus memutar melalui jalan poros RT 02 yang jaraknya lebih jauh. Mereka terpaksa melewati jembatan ulin yang membentang di sepanjang sisi Sungai Arut yang kondisinya memprihatinkan.
Jalan poros tersebut berupa timbunan tanah. Kondisinya berlumpur dan sangat licin, warga yang semula nekat melalui jalan tersebut harus jatuh bangun dari kendaraannya, untuk menghindari kecelakaan maka jalan tersebut sementara ditutup oleh warga.
Menyikapi hal itu, tiga ketua RT sepakat untuk mengirimkan surat kepada Pemkab melalui PUPR Kobar, agar membantu mengirimkan tanah timbunan agar jalan tersebut dapat dilalui. Surat tersebut diserta dengan tanda tangan warga sekitar di tiga RT tersebut.
Menurut Ketua RT 04 Raja Seberang Lina, sudah lebih dari sepekan ini warga tidak lagi bisa melewati jalan tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk melakukan perbaikan dengan melibatkan warga sekitar, namun lantaran kondisinya berlumpur maka upaya warga sia-sia.
Sementara untuk melakukan penimbunan dengan pengadaan tanah, mereka terbentur anggaran. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini mereka tidak mungkin meminta iuran kepada warga lainnya.
"Kita berharap hanya kepada pemerintah kelurahan dan pemerintah daerah untuk membantu tanah timbunan, mengingat jalan tersebut akses utama warga maka harus secepatnya diupayakan," imbuhnya.
Ditemui terpisah, Ketua RT 05 Tedi Hariadi mengaku kasihan melihat warganya yang notabene berada di ujung perkampungan harus memutar jauh untuk menuju ruas Jalan Kolam, sebagai jalur penghubung utama menuju Kota Pangkalan Bun.
Padahal sebelum banjir ini, warga bisa menghemat waktu dengan melalui jalur utama di permukiman mereka, namun banjir membuat jalan tersebut licin dan berlumpur.
"Kalau dihitung ada ratusan kepala keluarga yang saat ini terdampak akibat rusaknya ruas utama jalan kami, terpaksa harus memutar melalui Jalan Mak Jambek, dan RT 02, untuk mencapai jalan Kolam," keluhnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan untuk membantu mereka, sejatinya mereka ingin melakukan swadaya tetapi lantaran kemampuan tidak ada terpaksa melalui pemerintah kabupaten. (tyo/gus)