PANGKALAN BUN - Salah seorang warga Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tersesat di lebatnya hutan perbatasan antara Desa Keraya dan Desa Sebuai.
Hilangnya salah seorang warga desa tersebut membuat masyarakat di dua desa tersebut geger, terlebih saat itu kondisi cuaca sedang tidak bersahabat. Langit mendung ditambah hujan disertai angin kencang mengguyur desa di pesisir Kumai tersebut.
Menurut Kepala Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Suharmalik, peristiwa yang membuat heboh warga itu bermula pada Senin (7/9), ketika sekitar pukul 10.00 WIB. Tiga orang nelayan warga Desa Keraya, berinisial ES, M, dan H berniat mencari tantaran sungkur sebagai alat tangkap udang ebi.
Setelah melakukan perjalan dua jam menuju hutan di antara Desa Keraya dan Desa Sebuai, sekitar pukul 12.00 WIB ketiga nelayan tersebut memasuki hutan perbatasan. "Mereka bertiga mulai masuk ke hutan dan berpencar dalam menentukan lokasi pencarian tantaran sungkur," terangnya, Selasa (8/9).
Namun sebelum mereka berpencar, mereka telah bersepakat untuk tidak mencari tantaran sungkur terlalu jauh dari titik keberangkatan yang juga disepakati sebagai titik kumpul mereka karena hutan tersebut terbilang cukup lebat.
Kemudian setelah beberapa jam mencari, ES dan M kembali ke titik kumpul yang sudah disepakati, namun setelah ditunggu beberapa jam ternyata H tidak muncul juga dari dalam hutan.
Lantaran tidak kunjung datang, ES dan M berinisiatif menyusul H ke dalam hutan. Namun usaha mereka sia-sia, hingga sore hari tidak ada tanda-tanda keberadaan orang yang mereka cari, sehingga mereka meminta bantuan warga Keraya dan Sebuai Timur.
"Walau sudah dicari beramai-ramai yang melibatkan warga dari dua desa, usaha pencarian mereka nihil, H belum juga ditemukan, sementara hari sudah beranjak gelap," imbuhnya.
Kendati tidak berhasil, semangat warga tidak kendor mereka terus melakukan pencarian, selain warga juga melibatkan orang pintar untuk membantu proses pencarian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hingga pencarian dalam kondisi gelap gulita tetap dilakukan dan pukul 20.30 WIB salah satu tim yang pencari di dalam hutan menemukan H dalam keadaan lemah dan mengalami dehidrasi.
Kendati sudah ditemukan, warga belum bisa melakukan evakuasi. Selain faktor cuaca juga akses ke lokasi penemuan cukup jauh dari mobil milik BNPB. Selanjutnya sekitar pukul 23.00 WIB, H dievakuasi dan langsung mendapat penanganan medis serta diantar ke rumahnya.
"Alhamdulillah akhirnya H berhasil kita evakuasi, Medan yang sulit gelap gulita, dan sangat jauh dari tepi hutan membuat evakuasi terhambat, tapi berkat kegigihan warga dan BNPB akhirnya kita berhasil mengeluarkan dari hutan," pungkasnya. (tyo/sla)