PALANGKA RAYA— Guna meningkatkan kemampuan sekaligus tegak lurus sebagai peran penting, bagaimana menjaga situasi tetap kondusif. Sehingga isu - isu liar yang beredar di media sosial, terlebih kondisi menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng, serta Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng, menggelar pelatihan jurnalisme siber atau online. Dengan tema menjadi wartawan media siber yang profesional dengan taat dan patuh terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku, demi tercapainya pembangunan daerah yang lebih baik dan terwujudnya Kalteng berkah, Rabu (9/9).

Dalam kegiatan itu hadir sebagai narasumber, pakar dan pengamat IT Kalteng Hercules dan Wakil Ketua Bidang Hukum PWI, serta Ketua PWI Kalteng. Dengan peserta puluhan wartawan dari daerah dan Kota Palangka Raya.

“Kegiatan ini mengingatkan, kawan - kawan media siber untuk tetap dalam koridor saat bekerja sehingga tidak melenceng dalam pedoman, terlebih dalam pemberitaan ramah anak. Apalagi saat ini menghadapi pilkada dan tak menutup kemungkinan munculnya berita hoaks atau berita bohong, yang dapat memicu perpecahan antar kelompok,” ujar Ketua PWI Kalteng Haris Sadikin.

Hairs menekankan dengan pelatihan tersebut, seluruh media siber dan jurnalis dapat mengambil peran dan mempunyai peran penting bagaimana menjaga situasi tetap kondusif. Sehingga isu - isu liar yang beredar di media sosial, bisa ditangkal bersama – sama, sampai akhirnya Pilkada bisa berjalan dengan damai dan lancar, kondusif dan demokratis.

“PWI Kalteng tetap berusaha memberikan pelatihan - pelatihan yang berguna bagi kawan - kawan jurnalis yang ada di Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya. Maka itu saya selalu mengingatkan jurnalis media siber untuk mematuhi aturan dalam penulisan berita yang akan dipublikasikan. Salah satunya perimbangan dalam pemberitaan,” tegasnya.

Haris menambahkan, langkah ini juga sebagai bentuk pembinaan kepada anggota PWI untuk bekerja sesuai koridor sebagai jurnalis, terlebih untuk media siber aturan lebih ketat.

“Intinya saya harap dengan pelatihan ini dapat menambah pengetahuan jurnalis, khususnya media siber sehingga dapat menjalankan tugasnya sebagai jurnalis,” pungkasnya. (daq/dc)