PALANGKA RAYA – Persaingan memperebutkan kursi kepemimpinan Kalimantan Tengah mulai memanas. Media sosial jadi arena pertempuran para pendukung bakal pasangan calon untuk saling menjatuhkan lawan jagoannya. Sebagian pendukung saling serang dengan mencari kesalahan lawan.
Panasnya persaingan di antara para pendukung itu terlihat jelas dalam sebuah grup Facebook. Pendukung Sugianto Sabran-Edy Pratowo maupun Ben Brahim-Ujang Iskandar, silih berganti mengungkap kelemahan dan kesalahan lawannya.
Pengamatan Radar Sampit sampai Senin (14/9), pasangan Sugianto-Edy sempat diserang dengan pernyataan yang pernah disampaikan Sugianto Sabran beberapa waktu lalu dalam sebuah acara akbar. Sugianto disebutkan, pernah bersumpah tak akan maju dalam Pilkada Kalteng apabila bukan bersama Habib Ismail Bin Yahya. Namun, justru tetap maju meski bukan dengan Habib Ismail.
Serangan itu langsung dibendung Habib Ismail Bin Yahya. Melalui akun Facebooknya, Habib Ismail menegaskan, Sugianto tidak melanggar sumpahnya, karena dia sendiri yang memilih mundur dari pencalonan serta mempersilakan Sugianto mencari penggantinya. Dia juga mengajak netizen untuk mendoakan Sugianto.
”Sama-sama kita doakan semoga beliau qobul hajat serta membawa manfaat,” tulis Habib Ismail.
Catatan Radar Sampit, Sugianto dan Habib Ismail sebelumnya sempat menyatakan akan kembali berpasangan dalam Pilkada Kalteng 2020. Namun, di tengah perjalanan, Habib Ismail menarik diri sebagai bakal calon wakil gubernur. Namun, dia akhirnya tetap mendukung Sugianto melalui partai yang dipimpinnya, PKB.
Pasangan Ben-Ujang juga tak luput dari serangan pendukung lawannya. Bahan yang dijadikan peluru untuk menyerang adalah deklarasi Relawan Juang di Palangka Raya, Minggu (13/9) lalu. Disebutkan, pasangan tersebut mengumpulkan sekitar 2.000 orang dalam ruangan tertutup. Hal itu dinilai telah melanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Para pendukung Ben-Ujang tak tinggal diam dan langsung merespons dengan mengunggah foto kegiatan yang memperlihatkan peserta acara tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.
Serangan demi serangan juga silih berganti ditembakkan para pendukung bapaslon dengan berbagai isu miring terkait pasangan lawan jagoannya. Namun, ada pula yang tetap konsisten pada persaingan sehat dengan menonjolkan kelebihan pasangan yang didukungnya.
Perilaku sejumlah pendukung bakal calon yang terus mencari kesalahan lawan politik dengan kalimat provokatif tersebut jelas bertentangan dengan seruan dan kesepakatan dua bapaslon yang telah berkomitmen untuk melaksanakan pilkada dengan tidak melakukan kampanye negatif alias kampanye hitam, dan tidak menyebarkan berita maupun informasi bohong.
Akurnya dua bapaslon itu terlihat saat pemeriksaan kesehatan pekan lalu. Sugianto memastikan kedua paslon kumpul bersama untuk meyakinkan Pilkada Kalteng berjalan damai dan nyaman serta demokratis. Mereka sepakat bersaing secara sehat dengan mengadu visi dan misi, dan tak menggunakan hoaks serta kampanye hitam.
”Ini komitmen bersama untuk menyampaikan kampanye secara etika dan berakhlak, untuk tidak menghujat calon, sehingga pilkada berjalan dalam suasana tenang. Para paslon sangat komitmen untuk tidak menyebar hoaks dan melakukan kampanye negatif alias kampanye hitam,” ujar Sugianto usai pemeriksaan.
Berbeda dengan Pilkada Kalteng, persaingan Pilkada Kotim belum terlihat begitu sengit. Masing-masing pendukung empat bapaslon, rata-rata menuliskan keunggulan jagoannya dalam sebuah grup Facebook. Namun, ada juga pengguna Facebook yang berupaya menjatuhkan bapaslon tertentu dengan mencari kesalahan kandidat tersebut. (ign)
