SAMPIT - Perayaan hari ulang tahun (HUT) Radar Sampit ke-10 berlangsung elegan dan meriah, Minggu (17/4). Selama satu dekade, Radar Sampit konsisten mengawal isu-isu publik yang menjadi perhatian masyarakat serta memberikan solusi untuk perbaikan.
”Zaman keemasan kayu sudah berlalu tanpa menyisakan apa pun bagi daerah. Saat ini kita dalam masa kejayaan sawit. Jangan sampai kita terlena dan berlalu begitu saja. Kita mendorong pemerintah mencari celah agar daerah terus berkembang,” kata Pemimpin Redaksi sekaligus General Manager Radar Sampit Duito Susanto.
Pesan itu disampaikan Duito berkaitan dengan edisi khusus Radar Sampit yang terbit seratus halaman, kemarin. Dalam laporan itu, Radar Sampit menyajikan perspektif ekonomi daerah yang menjadi indikator kemajuan Kalteng, yakni Sampit, Palangka Raya, dan Pangkalan Bun.
Mantan Pemimpin Perusahaan Radar Sampit Muhammad Arsyad yang hadir dalam acara itu mengatakan, Radar Sampit berhasil berkembang pesat hingga sekarang berkat konsistensi menjaga kualitas pemberitaan sehingga tak ditinggalkan pembaca di tengah persaingan bisnis media yang kian ketat.
Menurut Arsyad, cikal bakal berdirinya Radar Sampit, karena melihat perkembangan di Bumi Habaring Hurung yang dinilai pesat dengan jumlah penduduk yang cukup banyak pada 2004 lalu. Saat itu digelar acara jalan sehat yang dihadiri Direktur Kaltim Post Zainal Mutaqin.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Acara jalan sehat saat itu dihadiri sepuluh ribu orang lebih. Kegiatan itu juga pertama kalinya digelar pascakerusuhan tahun 2001 yang dihadiri orang banyak,” kata Arsyad.
Arsyad menuturkan, Zainal saat itu melihat Sampit memiliki potensi untuk pengembangan koran, sehingga dia menawarkan agar berdirinya koran baru. Tawaran itu langsung diterima Arsyad. Setelah berbagai persiapan, Radar Sampit lahir pada 17 April 2006 silam.
Di masa awal berdiri, menurut Arsyad, Radar Sampit mengalami masa-masa sulit. Kantor dengan gedung sendiri pun saat itu belum ada, hanya menyewa gedung bulog di Jalan MT Haryono, tak jauh dari gedung kantor yang berdiri megah saat ini.
Arsyad mengungkapkan, dalam menjalankan bisnis media harus bisa memadukan antara idealisme jurnalis dan bisnis. ”Kalau idealismenya kelewatan, koran juga akan sulit berkembang. Demikian juga sebaliknya, apabila terlalu mementingkan bisnis, akan ditinggalkan pembaca,” katanya.
Selama berdiri, kata Arsyad, Radar Sampit mampu memadukan keduanya dengan baik. Dia meminta hal itu agar terus dipertahankan. Dia juga mengapresiasi barisan muda Radar Sampit yang terus mengukir berbagai prestasi. Hal itu merupakan buah dari kerja keras selama sepuluh tahun berdiri. (ign)