NANGA BULIK - Suara teriakan massa tampak menggebu-gebu, seolah tidak merasa takut. Dengan beringas mereka menyerang dan melemparkan bermacam benda ke arah barikade polisi. Ada pula yang mabuk hingga aksi geng motor yang diketuai paman pentol. Beberapa kali tembakan peringatan tampak terdengar.
Mereka ini adalah sekelompok warga yang tidak terima dengan proses maupun hasil dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng tahun 2020. Sehingga mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor KPU Lamandau hingga menjarah pertokoan.
Mereka memprotes hasil Pilkada dan menuduh KPU curang dalam menjalankan tugasnya. Tak ayal, bentrokan antara pengunjuk rasa dan petugas tak terhindarkan.
Dengan sigap petugas menurunkan tim tambahan lengkap dengan kendaraan water canon untuk membubarkan aksi demonstrasi tersebut. Terlebih, para pendemo telah melakukan tindakan anarkis hingga melakukan penjarahan.
Namun aksi demonstrasi ini hanyalah simulasi yang dilaksanakan Polres Lamandau dalam rangka pengamanan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng tahun 2020. Dengan simulasi Sispamkota tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapan personel TNI-Polri dalam rangka pengamanan pada saat Pilkada nanti.
"Tadi yang kita lakukan itu merupakan gambaran gangguan yang dapat terjadi dalam setiap tahapan pilkada. Bahkan, potensi ancaman-ancamanya bisa lebih tinggi," ungkap Kapolres Lamandau, AKBP Titis Bangun HP.
Karena simulasi Sispamkota sangatlah penting, sebab sekecil apapun potensi ancaman harus diantisipasi dan selalu siap siaga. Keamanan dan kekondusifan harus diutamakan dan dijaga. "Kepada seluruh personel, tetap jalankan tugasnya sesuai ketentuan. Tegas, terukur dan profesional," pesannya.
Diketahui, dalam simulasi Sispamkota tersebut, selain dihadiri oleh Kapolres, juga dihadiri oleh Bupati Lamandau, H Hendra Lesmana, KPU Lamandau, Bawaslu Lamandau, Dandim 1017/Lmd, Letkol Inf Hafes Is Jafrin, serta unsur FKPD lainnya. (mex/sla)