KOTAWARINGIN LAMA – Rawannya jalur Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama akibat genangan air bukan hanya sekedar prediksi. Pasalnya dalam tiga hari terakhir sejumlah kendaraan mulai bertumbangan di jalur tersebut.
Setelah sepeda motor dan truk bermuatan pupuk terguling di kilometer 36, hari ini (kemarin) satu unit truk tronton celaka di kilometer 29. Kecelakaan tunggal itu menimpa tronton pemuat CPO bernomor polisi KH 8580 GE pada Selasa (22/9) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Informasi dihimpun truk tersebut bermuatan 17 ton CPO dari perkebunan sawit di wilayah Kabupaten Sukamara menuju pelabuhan Tanjung Kalap, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar.
"Truk (tangki) CPO, punya Sungai Bila Estate terguling tadi malam sekitar jam sepuluh," tutur Syarifudin Hidayatulloh salah seorang pengguna jalan yang juga Kasi Pelayanan Umum, Kecamatan Kolam, Rabu (23/9) pagi
Berdasarkan pengakuan sopir truk tangki yang disebut-sebut bernama Mahfud, kecelakaan terjadi karena di TKP tidak ada penanda atau marka batas jalan. "Kecelakaan ini karena tidak ada tanda sampingnya atau batas jalannya tidak kelihatan karena terendam air," tambah Syarifudin mengutip keterangan sopir truk tangki CPO tersebut.
Dalam kejadian laka tunggal ini tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka, namun saparuh muatan tumpah dan mencemari sekitar TKP.
"Muatannya tumpah dan sejumlah warga sekitar TKP berusaha mengambilnya untuk ditampung dengan alat seadanya," tambah Frans pengguna jalan lainnya.
Rawannya ruas Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama bagi kendaraan berbadan besar juga telah disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kobar, Fitriyana.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Dishub Kobar membatasi kendaraan yang melintas di ruas jalan ini. "Tadi kami sudah sosialisasi langsung ke pengguna jalan agar kendaraan roda enam keatas selama banjir tidak melintas dulu. Sama seperti banjir sebelumnya untuk mengurangi resiko atau menghindari kecelakaan," kata Fitriyana.
Disamping itu tambah Fitriyana, pembatasan ini juga untuk menjaga kondisi dan usia jalan supaya tidak cepat rusak. “Sebelumnya sudah disampaikan surat edaran ke sejumlah perusahaan maupun kepada pelaku usaha jasa angkutan untuk tidak melewati jalan itu terlebih dahulu saat kondisi banjir seperti sekarang ini,” pungkasnya.(gst/sla)