PANGKALAN BUN- Teror buaya masih menjadi momok menakutkan bagi warga yang bermukim di bantaran Sungai Arut, terutama di wilayah Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Di tengah kecemasan warga dengan kondisi meningkatnya debit sungai Arut hingga menyebabkan air sungai meluap hampir mencapai lantai rumah, mereka justru dibuat geger dengan kemunculan buaya jenis Sinyulong di Mendawai Seberang, Kamis (1/10) sekitar pukul 19.00 WIB.
Buaya yang diperkirakan mempunyai panjang 3 meter lebih tersebut, pertama kali muncul dari arah SM Lamandau yang merupakan habitat asli berbagai jenis buaya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kemunculan buaya tersebut pertama kali diketahui berada di tepi jamban terapung di wilayah Mendawai Seberang oleh salah seorang warga.
Kabar tersebut kemudian membuat warga berhamburan keluar untuk melihat pemandangan langka tersebut. Warga pun beramai-ramai mengarahkan alat penerangan ke sungai untuk mencari keberadaan buaya tersebut.
Dan kemudian buaya tersebut muncul ke permukaan sungai, kemudian hilang masuk ke dalam sungai.
"Tepat di depan rumah ini tadi malam timbul, tapi munculnya dari arah Korindo sana, dan terus menuju kemari, kemudian hilang dan muncul lagi ke arah Raja Seberang," kata Hadri, salah satu warga RT 02, Mendawai Seberang, Jumat (2/10).
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) SKW II Pangkalan Bun Dendi Setiadi menyatakan, kemunculan buaya tersebut tidak ada fenomena apapun terkait hal itu.
Menurutnya karena Sungai Arut dan Sungai Lamandau merupakan habitat hidup buaya, sehingga wajar saja ketika muncul sesekali di permukiman warga.
" Tidak ada fenomena apa-apa, memang sungai Arut dan Sungai Lamandau habitatnya buaya, atau ada kemungkinan terpisah dari kelompoknya," sebut Dendi.
Ia juga menduga, kemunculan buaya tersebut juga bisa disebabkan karena kuatnya arus sungai mengingat sungai dalam kondisi pasang, sehingga menyebabkan sumber pakan yaitu ikan bagi buaya sangat susah didapatkan dibandingkan dalam kondisi kemarau.
Untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan terkait kemunculan buaya tersebut, saat ini anggotanya sedang berada di Suaka Marga Satwa Lamandau.
"Kita harap warga berhati-hati dan mengurangi akticitas di sungai terutama anak-anak yang berenang di sungai," tandas Dendi.
Untuk diketahui, walau intensitas kemunculan buaya tersebut pada tahun 2019-2020 lebih sering namun belum ada informasi terdapat serangan buaya kemanusia. Serangan buaya terakhir terjadi sekitar 10 tahun silam yang menimpa warga Kelurahan Baru. (tyo/gus)