PANGKALAN BUN - Gedung baru Pasar Indra Sari, Pangkalan Bun di Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang berada di blok A dan blok B ternyata terus dirundung persoalan.
Sejak diresmikan Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) pada 18 Oktober 2019 silam, pasar berkonsep tradisional modern yang memiliki fasilitas travelator dan terdiri dari 66 kios, 524 lapak, 2 ruang pengelola pasar, 1 musala, 6 WC, 4 ruang fasilitas umum, instalasi air dan listrik pasar tersebut dikeluhkan oleh pedagang.
Pasar yang juga terintegrasi dengan taman disampingnya tersebut, mengalami kebocoran pada pipa pembuangan air, sehingga limbah dagangan ikan dari lantai atas merembes dan membasahi kios-kios dibawahnya.
Bupati sejak lama menginstruksikan agar seluruh pipanisasi yang mengalami kebocoran diperbaiki, namun hingga saat ini kendala tersebut tetap terjadi.
Hal itu mengakibatkan puluhan pedagang dibawahnya (kelontong) dan pedagang sayur memilih untuk mengosongkan kiosnya dan sebagian berjualan di lorong pasar.
Pemandangan tersebut membuat kawasan pasar terbesar di Kota Pangkalan Bun tersebut menjadi kumuh, dan bangunan baru blok A dan blok menjadi sepi.
"Pasar dibangun dengan anggaran besar, tapi tidak bisa menjadi lumbung PAD, tidak ada efek domino bagi peningkatan ekonomi masyarakat," kata Bupati Kobar Nurhidayah saat rapat koordinasi pengaturan pedagang, kebersihan dan keamanan di gazebo Pangkalan Bun Park, Senin (2/11).
Ia menegaskan untuk memperbaiki berbagai persoalan di gedung baru tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM. Bupati juga meminta agar dinas terkait berupaya menghidupkan serta memfungsikan bangunan yang banyak ditinggal pedagang.
"Konsultannya dulu siapa, bisa dihubungi dan pastinya mengetahui di mana kekurangannya, dan saya minta tahun 2021 sudah selesai," tegasnya.
Mengingat kata dia, berbagai persoalan yang membelit bangunan pasar baru Indra Sari. Dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh Kepala SOPD seperti Disperindagkop UKM dan Pasar, PUPR, dan DLH serta Satpol PP dan Damkar Kobar kemarin diputuskan bahwa desain penempatan pedagang akan dievaluasi.
Lantaran pipa pembuangan limbah begitu rumit, maka pedagang ikan yang semula berada di lantai atas akan dipindah ke bawah, sementara pedagang kering dan bumbu serta kelontong dipindah ke lantai atas.
"Nanti kita buat dermaga tambat dan tidak ada lagi pendaratan ikan di dermaga karena menimbulkan bau, dermaga yang akan kita bangun tersebut khusus untuk tambat kapal susur sungai, dan akan kita buat tempat kuliner untuk menghidupkan pasar," tutupnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Pasar, Muhammad Yadi menyampaikan, bahwa sejatinya dinas sudah memperbaiki dengan melakukan pengelasan di bagian yang bocor, namun karena jumlahnya ratusan, maka sulit dilakukan perbaikan.
"Kami sudah perbaiki namun jumlah pipanya sangat banyak, sehingga belum kunjung selesai," imbuhnya. (tyo/fm)