PANGKALAN BUN - Program vaksinasi merupakan program nasional yang bakal dilakukan dalam waktu dekat ini. Saat ini Pemerintah Kabupaten Kobar masih menunggu petunjuk teknis dari pusat.
Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mengatakan, berdasarkan rapat virtual dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan dan Menteri Kominfo yang membahas mengenai vaksinasi yang menjadi program nasional. Pemerintah daerah diminta untuk melakukan berbagai persiapan untuk pelaksanaan vaksinasi. Pasalnya proses tersebut bakal dilakukan dalam waktu dekat. "Untuk rincian tanggal berapa ini belum tahu pasti. Yang jelas kita siap karena program vaksinasi merupakan program nasional," katanya, Selasa (1/12)
Sehingga daerah harus ada persiapan teknis yang harus dilakukan. Selanjutnya hal ini bakal segera ditindak lanjuti. "Untuk pelaksanannya sendiri masih menunggu arahan dan petunjuk tenis dari pusat. Karena hal ini masih baru dan tidak bisa sembarangan," jelasnya.
Dalam pelaksanan vaksinasi ini ada pembagian masing-masing. Mulai dari pegawai BUMN hingga dibagi ke pemerintah daerah. "Yang jelas untuk pelaksanan vaksinasi ini pertama dilakukan kepada penyelenggara pemerintah dan tim medis. Kita jumlahnya juga belum tahu dan bakal mengikuti semua petunjuk pusat," bebernya.
Wabup berharap dengan adanya vaksin tersebut bisa menekan laju kasus Covid-19 di Indonesia termasuk Kobar. Sehingga secepatnya Covid-19 bisa hilang dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa.
Sementara itu masyarakat perlu mengetahui bahwa vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu. Oleh karena itu umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius. Suhu ini harus terjaga dari pabrik sampai ke Puskesmas. Proses menjaga suhu vaksin di kondisi ideal dari awal sampai akhir inilah yang disebut cold chain (rantai dingin). Dengan begitu masyarakat menjadi tahu bahwa vaksin terjaga kualitasnya sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.
Pakar Imunisasi nasional dr. Elizabeth Jane Soepardi mengatakan darimanapun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin di PT Bio Farma. Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. “Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Kemudian provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus,” tuturnya dalam Keterangan Pers Juru Bicara Penangan COVID -19 yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Menurutnya Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi. Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik hingga ke pelosok negeri. Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius.
Pengiriman ini kemudian dilakukan secara bertahap ke level Kabupaten/Kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas. Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.
Elizabeth juga menjelaskan bahwa vaksinasi harus dilakukan dengan teratur agar terjaga kualitasnya dan idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya. “Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur. Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi,” pungkasnya (rin/sla)