PALANGKA RAYA— Amukan api hingga menyebabkan kebakaran besar terjadi diwilayah padat penduduk di Kota Palangka Raya, di Jalan dr Murjani Gang Suka Damai, saat ratusan warga tertidur lelap. Tidak diketahui sampai saat ini penyebab pasti kebakaran. Namun, peristiwa tersebut membakar 14 rumah dan dua barak delapan pintu.
Serta membuat 26 kepala keluarga (KK) dengan 86 jiwa kehilangan tempat tinggal. Ditaksir kerugian materil miliaran rupiah. Api diduga muncul dari barak kosong milik H Ruslan. Namun, di lokasi itu tidak ada aliran listrik dan memang sudah lama tidak ditempati. Kasus ini masih dalam penyelidikan mendalam aparat kepolisian Polresta Palangka Raya.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun nyaris saja menghanguskan puluhan warga sekitar, terlebih yang dekat sumber api. Diketahui seluruh bangunan terbakar terbuat dari kayu, sehingga api cepat menyebar. Diperparah padat lokasi penduduk, dari lokasi petugas mengamankan barang bukti berupa arang dan sepeda motor terbakar, dan beberapa saksi telah dimintai keterangan.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri menyampaikan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum bisa menyimpulkan penyebab utama kebakaran. Hanya saja berdasarkan keterangan para saksi, memang diketahui api berasal dari barak kosong milik H Ruslan. Namun, di tempat tersebut tidak berpenghuni dan tidak ada aliran listrik, sebab meteran listrik sudah dicabut.
Jaladri menyebutkan, dari data lapangan puluhan rumah dan barak terbakar dalam musibah tersebut. Peristiwa terjadi pada Kamis (7/1) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Dalam peristiwa kebakaran tidak ada korban jiwa dan untuk penyebabnya masih dilakukan penyelidikan.
”Masih dalam penyelidikan, penyebab belum diketahui. Tetapi titik api sudah terdeteksi, saat ini terus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya.
Saksi mata sekaligus korban kebakaran Sugeng Wahono menyampaikan, api memang berasal dari barak kosong tersebut. Namun, dirinya tidak mengetahui, apakah dari korsleting listrik atau ada hal lain.
”Saya lihat memang dari lokasi tersebut. Barak itu milik H Ruslan, hanya saja barak kosong. Tidak ada listrik dan rumah dalam kondisi lapuk,” jelasnya.
Sugeng membeberkan, tidak ada benda berharga berhasil diselamatkan, hanya satu unit sepeda dan televisi. Sementara dokumen - dokumen lainnya ludes terbakar, termasuk surat nikah dan tabungan. Bahkan dirinya mengalami kerugian ditaksir hampir Rp 100 juta.
”Semua rumah kayu habis terbakar, sejumlah surat surat penting terbakar. BPKB motor hingga surat nikah. Namun, apapun itu korban kebakaran saat ini mengharapkan bantuan segera untuk kebutuhan pokok, bahan makanan dan jika memungkinkan membangun rumah kembali. Sementara ini menumpang tempat keluarga,” pungkas Sugeng, yang merupakan anggota Tagana ini.
Saksi lain, Sugiarti (40) dengan wajah masih shock, mengungkapkan api memang berasal dari barak. Ia sendiri terbangun saat warga berteriak api , padahal lokasi awal api tepat di samping barak yang ia sewa. Dini hari itu, ia nyaris terbakar bersama tiga anaknya andai tidak terbangun.
“Api memang besar di barak itu. Saya beruntung masih bisa hidup karena terbangun. Tidak ada barang berharga berhasil diselamatkan, hanya baju dan nyawa tiga orang anak saya. Pokoknya dini hari itu langsung kabur dan tak lagi berpikir, hanya melihat dan selamatkan anak - anak,” tuturnya terlihat gemetar.
Korban lain, Sabri menambahkan, barak tersebut tidak teraliri listrik karena meteran dicabut. Namun, dirinya tidak mengetahui penyebab utama api muncul, sebab saat melihat kobaran api di barak tersebut hanya berpikir menyelamatkan diri dan keluarga.
”Meteran diputus dan barak itu tidak berfungsi lagi. Tapi tidak tahu kenapa bisa api muncul,” ucapnya sambil menunjuk bahwa titik awal api tepat di samping rumah miliknya.
Sekretaris Dinsos Kalteng Budi Santoso menambahkan, untuk bantuan akan dikoordinasi kepada Dinas Sosial Kota Palangka Raya. Saat ini masih dalam tahap pendataan dan bantuan akan diusulkan ke Kemensos, termasuk kepada gubernur dalam hal ini pemerintah provinsi.
”Akan disampaikan dan semoga bisa mendapat bantuan secepatnya,” pungkasnya.
Pantauan Radar Sampit, terlihat usai kebakaran sisa puing. Korban kebakaran mendirikan pos bantuan dan beberapa warga silih berganti ingin melihat lokasi kebakaran tersebut. (daq/dc)