Meski pernah menjadi primadona di masanya, berbagai buku bacaan anak-anak dan novel anak seakan menjadi barang langka yang sulit ditemui di era digitalisasi. Begitu pula kerumunan anak-anak yang sedang membaca buku di sudut teras rumah, sudah hampir tidak pernah di jumpai lagi. Dewasa ini buku menjadi senjakala, tergerus game online.
KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun
Bocah kecil bercelana pendek, berkaos biru itu berlari kencang di jalan jembatan ulin di bantaran Sungai Arut. Di belakangnya menyusul belasan kawan-kawan sebayanya menuju sebuah pos ronda di RT 02, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kamis (28/10).
Mata Fikri (4) berbinar saat tiba di pos ronda sederhana berbahan kayu itu. Dia dan belasan anak-anak bantaran sungai tak sabar menanti relawan dan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Barat tiba dari seberang sungai menggunakan alat transportasi sungai (kelotok).
Sejumlah anggota PMI tersebut membawa beberapa tumpukan dus kecil. Saat merapat, dengan sigap belasan anak itu turun ke lanting tempat kelotok bersandar. Mereka membantu mengangkat dus yang berisi aneka buku bacaan anak.
Beberapa saat kemudian, anak-anak bantaran tanpa alas kaki itu mengelilingi anggota PMI dan menengadahkan tangannya seolah takut tidak kebagian.
Ketika diminta duduk dengan rapi, anak-anak itu tertib menuruti. Dengan senyum mengembang, mereka menanti buku-buku bacaan itu dibagikan.
Tapi, sebelum buku dibagikan, anak-anak diberikan edukasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Baik cara cuci tangan dan penerapan protokol kesehatan (prokes).
Kemeriahan sore di bantaran sungai itu semakin terasa ketika belasan anak-anak yang bersekolah di satuan pendidikan Taman Kanak-kanak dan SD itu juga diberikan permainan dan pembelajaran. Bernyanyi dan bermain merupakan tips jitu memberikan wahana edukasi kepada anak-anak dan melupakan sejenak gadget yang menjadi pegangan mereka sehari-hari.
Ternyata, bukan hanya anak-anak. Ibu-ibu mereka pun menyusul dan mendampingi putra-putri mereka dalam kegiatan Sedekah Buku, Antar Buku untuk Amal. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Relawan Palang Merah Indonesia Kabupaten Kobar Rio Juni A mengatakan, program antar buku untuk amal dilaksanakan dalam rangka menyambut Sumpah Pemuda.
Puluhan buku-buku tersebut dikumpulkan dari donasi masyarakat, seperti buku bacaan, novel, dongeng, dan buku-buku inspiratif lainnya. ”Ada 60 buku yang kami bagikan dan itu hasil donasi masyarakat. Kegiatan tersebut masuk dalam program literasi PMI,” terangnya.
Dia berharap dengan kegiatan tersebut, minat baca anak tetap berkembang di tengah zaman digitalisasi seperti saat ini.
Menurutnya, buku dongeng, novel anak, dan buku bacaan edukasi lainnya, dewasa ini sudah mulai ditinggalkan. Ada keharuan ketika anak-anak tersebut begitu antusias menerima buku dan langsung membukanya. Bahkan, orang tua mereka ikut menemani dan turut membimbing membaca buku yang dibagikan.
Antusiasnya anak-anak itu, menumbuhkan semangat mereka untuk kembali membagikan buku di tempat-tempat lainnya dalam waktu dekat ini. ”Tanggapan anak-anak, senang dengan adanya kegiatan ini. Mereka berharap kami akan bermain bersama kembali dengan mereka dan kami berjanji akan datang kembali,” pungkasnya. (***/ign)