SAMPIT – Tingginya curah hujan belakangan ini, membuat sejumlah titik di Kota Sampit terendam banjir. Bahkan, sejumlah sekolah di Sampit terendam banjir karena sistem drainase yang buruk. Meski demikian, proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasanya.

”Penyebabnya selokan atau yang paritnya dangkal, tersumbat banyaknya sampah dan sisa tanah atau pasir bangunan yang mengalir ke parit atau selokan. Terlebih datarannya rendah bila dibandingkan dengan jalan dan gang, sehingga air bertahan di halaman sekolah dan rumah warga,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Sutoyo, Selasa (17/5).

Kemarin, Sutoyo bersama timnya terjun ke sejumlah lokasi untuk melakukan survei ke beberapa tempat yang terendam banjir. Lokasi itu, yakni Kecamatan Baamang, Jalan Cristopel Mihing, SMP Negeri 4, Jalan Kenan Sandan, Gang Kutilang, dan Gang Iklas. Untuk untuk wilayah Kecamatan Ketapang, di antaranya Jalan DI Panjaitan dan Gang Ketapi 7.

Dalam survei itu, ketinggian air mencapai 20 centimeter. Dengan begitu, pelajar yang berangkat ke sekolah terpaksa harus melepas sepatu agar tidak basah. Meskipun ketinggian air masih tidak seberapa, dikawatirkan bila hujan lebat, air bisa masuk ke dalam ruang belajar.

”Kami sarankan masyarakat di sekitar perkotaan untuk selalu membersihkan selokan atau parit, entah itu secara masing-masing di sekitar rumah atau bergotong-royong. Hal itu untuk mengurangi risiko banjir, karena tidak mungkin bila selalu berharap kepada pihak pemerintah tanpa ada kerja sama dari warga,” katanya. (mir/ign)