PANGKALAN BUN – Sebanyak 150 personel gabungan dari Polres, TNI AU, TNI AD, dan TNI AL Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) disiapkan untuk mengamankan kelancaran pembongkaran lokalisasi pada 1 Juni di dua titik Simpang Kodok, yakni Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel) dan Desa Purbasari, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kobar.

”Sebelum 1 Juni, tim terpadu akan turun ke lapangan terlebih dahulu untuk menentukan titik lokasi yang akan dieksekusi," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kobar Gusti Noor Aini, Jumat (20/5) usai rapat terpadu di kantornya.

Setelah menentukan titik lokasi yang akan dieksekusi, lanjutnya, kemudian dilaporkan ke Bupati Kobar Bambang Purwanto untuk dirapatkan langkah eksekusi pembongkaran lokalisasi Simpang Kodok. ”Sebelum 1 Juni, kita turun ke lapangan guna menentukan titik sasaran. Setelah itu kita serahkan kepada Bupati untuk kemudian dirapatkan kembali di kantornya," kata Aini.

Aini melanjutkan, tim terpadu pada hari eksekusi nantinya akan menurunkan tiga alat berat untuk membongkar bangunan esek-esek yang sebelumnya sudah disetujui mucikari. Kemudian, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PLN Rayon Pangkalan Bun untuk mematikan arus pada tempat eksekusi, sehingga eksekusi dapat berjalan aman dan lancar.

”Sekarang ini kurang lebih ada sekitar 50 PSK yang terdata di lokalisasi Simpang Kodok, namun sekarang mulai berkurang. Ada yang mulai pulang kampung dan mulai sepi lantaran akan dieksekusi," ungkap Aini.

Menurut Aini, pada lokalisasi Simpang Kodok ada sekitar dua unit bangunan rumah yang memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Bangunan tersebut tetap akan dieksekusi karena sudah menyalahi aturan dan memiliki sekat kamar untuk digunakan sebagai tempat praktek esek-esek. (jok/ign)