Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) melakukan ujicoba prototype early warning system (alat deteksi dini) terjadinya banjir. Alat deteksi dini banjir yang dikenal dengan Sistem Informasi Genangan Air (SIGAR) tersebut dipasang pada salah satu saluran induk di kawasan Sungai Buun, Kelurahan Baru, yang terhubung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut.
Kepala Dinas PUPR Hasyim Mualim melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Nety Juniarty Nengsih menyampaikan, alat tersebut untuk mengumpulkan data, juga sebagai alat pemantau genangan pada suatu daerah saat intensitas hujan tinggi. “Masyarakat mendapatkan informasi yang akurat pada daerah yang akan terdampak,” ujarnya, Jumat (13/10/2023). Alat sistem informasi genangan air (Sigar) mendapat tenaga listrik dari panel surya yang mampu bertahan selama dua hari jika tidak terkena sinar matahari. Sensor yang terdapat pada alat tersebut setiap lima menit akan mendeteksi tinggi muka air sungai, kemudian dikirim ke cloud server milik Sigar Kobar dengan alamat http://sigar.higertech.com.
Deteksi tinggi muka air yang masuk ke cloud server. Aplikasi akan mengolah data tersebut masuk dalam kategori siaga 3, siaga 2 atau siaga 1 yang secara otomatis akan mengirim sinyal status bahaya ke alat sirine atau papan display yang diletakkan di daerah yang akan terdampak genangan. “Sirine akan berbunyi dan papan pada display akan tertulis siaga 1 dan lampu nyala berwarna merah,” terangnya. Disampaikan bahwa alat deteksi dini genangan tersebut dipasang di aliran induk Sungai Buun karena merupakan salah satu daerah rawan genangan yang paling sering terjadi. Ia berharap kedepannya alat tersebut dapat terintegrasi dengan sistem yang ada di Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan Kementrian PUPR yang dapat memprediksi atau meramalkan kejadian 3 hari ke depan akan terjadi banjir pada suatu daerah ataupun kecamatan , dalam rangka perlindungan dan mitigasi terhadap daya rusak air.
“Ke depan alat ini apabila dilengkapi dengan beberapa alat lagi dan dukungan dari BPBD dan dari BMKG yang ada di Kobar agar dapat terintegrasi dengan sistem yang ada di Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan Kementrian PUPR,” pungkasnya. (tyo/yit)