PANGKALAN BUN - Kepala DPKP Kotawaringin Barat, Hepy meyakini bahwa program konversi BBG untuk mesin perahu nelayan akan mampu meningkatkan efisiensi biaya operasional.
“Dengan adanya program konversi ke BBG ini diharapkan dapat menekan biaya operasional nelayan. Karena menurut penelitian Dirjen Migas, konversi ke BBG ini dapat menghemat 30-50 persen biaya operasional jika dibandingkan dengan penggunaan BBM,” katanya, Jumat (17/11).
Pihaknya berharap sekitar 300 nelayan yang telah mendapat bantuan mesin yang telah dikonversi tersebut bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
Pihaknya berharap dengan hasil penelitian Dirjen Migas tersebut nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan penangkap ikan karena selisih biaya operasional dapat dialihkan untuk keperluan lain dan juga dapat ditabung.
“Sebanyak 300 dari yang diusulkan sebanyak 1.200 nelayan penangkap ikan yang mewakili dari beberapa desa dan kelurahan yang ada di Kobar untuk tahun kedua menerima manfaat program konversi,” lanjutnya.
Hepy menegaskan bahwa program konversi BBM ke BBG merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap Ikan Bagi Nelayan.
paket konversi yang dibagikan terdiri dari beberapa komponen yaitu mesin kapal, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dan lain-lain). (*/sla)