SAMPIT - Pawai pembangunan yang digelar Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) setiap tahun sebagai rangkaian memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi salah satu agenda paling ditunggu masyarakat. Acara ini selalu berlangsung meriah dan menjadi daya tarik wisata. Karena itu, Bupati Kotim Halikinnor ingin kegiatan ini bisa menjadi agenda pariwisata.
"Kegiatan pawai ini bisa kita agendakan menjadi agenda pariwisata, karena ini sangat menarik," kata Halikinnor, Minggu (18/8).
Setiap tahun semakin banyak keberagaman yang ditampilkan pada pawai pembangunan. Peserta semakin kreatif dalam mengikuti pawai pembangunan.
"Tapi yang jelas tahun ini jauh meningkat dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih baik lagi. Ini bentuk kreasi SOPD, sekolah, rumah ibadah, pondok pesantren, instansi dan peserta lainnya, semua mengeluarkan ide kreatif dan inovasinya, sehingga semua dikeluarkan pada pawai ini," sebutnya.
Halikinnor menambahkan, pawai pembangunan sebagai rangkaian HUT ke-79 Kemerdekaan RI, dimana sebelumnya telah digelar upacara pengibaran dan penurunan bendera merah putih, dilanjutkan dengan malam resepsi kenegaraan.
Sementara itu, ada perbedaan rute pada pelaksanaan pawai pembangunan tahun ini. Hal ini dilakukan karena mempertimbangkan ada beberapa rumah ibadah, terutama gereja yang melaksanakan ibadah di hari Minggu. Oleh karena itu rute tahun ini dari arah timur ke barat. Para peserta melewati panggung kehormatan yang berada di depan rumah jabatan Bupati Kotim Jalan Ahmad Yani, kemudian menuju ke Jalan Kapten Mulyono - Jalan MT. Haryono - Jalan AIS Nasution - Jalan Ahmad Yani - Jalan Yos Sudarso, dan berakhir di Taman Kota Sampit.
"Untuk rute tahun depan tentunya kita melihat perkembangan. Negara kita kan dinamis. Kita lihat perkembangan mungkin tahun depan kita lihat apalagi temanya," tutupnya.
Pada kegiatan pawai pembangunan ini, selain kendaraan hias SOPD, kecamatan, instansi vertikal maupun dunia usaha, ada beberapa kategori peserta pawai pembangunan lainnya, yaitu pejalan kaki pelajar tingkat SMP dan SMA maupun mahasiswa. Pejalan kaki SOPD, kecamatan, instansi vertikal, dunia usaha, organisasi, lembaga, komunitas dan masyarakat umum. Kategori peserta lainnya yaitu drum band dan sepeda hias pelajar SD, SMP, dan SMA.
Kreativitas peserta dengan berbagai macam hiasan bermunculan, memanjakan mata warga yang menyaksikan di sepanjang rute yang dilintasinya. (yn/yit)