SAMPIT – Karnaval Kelotok Susur Sungai Mentaya resmi dibuka Sabtu (11/1) malam di kawasan Ikon Jelawat, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kegiatan tersebut diharapkan jadi ajang promosi bagi sektor pariwisata Kotim.
Acara yang digagas Sampit Creative Space itu dihadiri Wakil Bupati Kotim Irawati, Ketua TP-PKK Kabupaten Kotim Khairiah Halikinnor, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim Bima Ekawardhana, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
”Kami tentunya sangat mendukung, mudahan kedepan ini menjadi acara rutin tahunan," ujarnya.
Dalam sambutannya, Irawati mengapresiasi ide kreatif komunitas pemuda di Kotim yang berhasil menyelenggarakan karnaval kelotok hias ini.
Dia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi agenda rutin tahunan yang lebih besar dan terorganisir, sekaligus menjadi rangkaian dari perayaan hari ulang tahun (HUT) Kotim di masa mendatang.
Kegiatan tersebut menjadi momentum untuk menonjolkan potensi pariwisata Sungai Mentaya, yang memiliki peran penting sebagai sumber kehidupan, jalur transportasi, dan pendorong ekonomi masyarakat setempat.
”Karnaval ini adalah bagian dari inovasi anak muda Kotim yang berani berkolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi lain, dan pihak ketiga untuk mengadakan event sebesar ini. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini, karena menjadi bukti kreativitas pemuda Kotim yang mampu mengangkat potensi daerah," kata Irawati.
Dia menambahkan, acara tersebut harus dipromosikan lebih luas, dengan sosialisasi dan persiapan yang matang.
”Jika kegiatan seperti ini diumumkan lebih awal, misalnya satu bulan sebelumnya, tentu akan menarik lebih banyak wisatawan, baik dari lokal maupun luar daerah," ujarnya.
Melalui karnaval ini, Irawati berharap wisata susur Sungai Mentaya dapat menjadi daya tarik yang dikenal tidak hanya di Kalimantan Tengah, tetapi juga di tingkat nasional dan internasional.
”Kreativitas yang ditampilkan dalam karnaval klotok hias ini menjadi daya tarik tersendiri. Dengan acara seperti ini, orang akan semakin mengenal Kotim, dan wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara akan lebih tertarik untuk datang," tambahnya.
Namun, ia juga menyoroti tantangan keberlanjutan kegiatan ini, mengingat sebagian besar kelotok yang digunakan merupakan milik perseorangan.
”Kami akan mencari cara agar wisata susur sungai ini terus berlanjut dan tidak hanya mengandalkan wisatawan lokal saja," katanya.
Meski acara dianggap masih bersifat dadakan, Irawati mengungkapkan, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Jalanan di sekitar Ikon Jelawat dipadati pengunjung, sementara kelotok hias yang didekorasi dengan lampu-lampu menarik menjadi pusat perhatian.
”Kami mendukung penuh acara ini. Harapan kami, ke depan acara seperti ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga penggerak ekonomi dan promosi pariwisata Kotim," katanya. (yn/ign)