SUKAMARA - Akurasi data sangat penting agar pencegahan dan percepatan penurunan stunting bisa berjalan sesuai dengan harapan. Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Bupati Sukamara Nur Efendi saat memimpin Rapat Koordinasi Pencegahan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) di Kabupaten Sukamara.
"Kita bicara data, kadang-kadang data itu tidak imbang dengan apa yang terjadi di lapangan, karena stunting ini masalah besar dan masalah nasional tentu data haruslah akurat," kata Nur Efendi.
Seluruh stakeholder harus serius terkait penanganan stunting. Melalui berbagai kegiatan seperti PPPS, maka komitmen seluruh stakeholder terjaga sehingga apa yang menjadi tujuan dari kegiatan bisa terlaksana dengan maksimal dan sesuai dengan target.
"Jangan sampai lengah merasa ada penurunan dan terfokus ke data, tetapi kemudian di lapangan tiba-tiba membeludak. Karena itu saya minta komitmen benar-benar dijaga," ujar Nur Efendi.
Gambaran preferensi Kabupaten Sukamara pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 adalah 29,10 persen, sedangkan untuk hasil semen pendataan SSGI atau Survei Status Gizi Indonesia tahun 2024 adalah 8,37 persen.
"Perlu juga kita evaluasi pelaksanaan intervensi desa locus stunting pada 2024 lalu," tukas Nur Efendi. (fzr/yit)