SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan bahwa Indonesia harus mempercepat peningkatan produktivitas kelapa sawit tanpa bergantung pada perluasan lahan. Hal ini disampaikannya di hadapan para pelaku industri sawit, Senin (28/4), menanggapi lonjakan kebutuhan minyak nabati dunia.
"Dunia membutuhkan banyak minyak nabati, dan kelapa sawit tetap menjadi andalan. Saat ini, 80 persen pasokan dunia berasal dari Indonesia dan Malaysia," ujar Halikinnor.
Sebagai produsen sekaligus konsumen terbesar, Indonesia memikul tanggung jawab besar untuk menjaga ketahanan dan daya saing minyak sawit global. Namun, Halikinnor menegaskan bahwa ekspansi lahan bukan lagi pilihan.
"Kita harus fokus pada intensifikasi berkelanjutan. Peningkatan produktivitas harus dilakukan dengan memperbaiki teknik budidaya, penggunaan benih unggul, dan pengelolaan hama penyakit yang lebih baik," katanya.
Halikinnor juga menggarisbawahi pentingnya program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk menggantikan tanaman tua dengan varietas unggul. Meski berpotensi besar, realisasi program ini masih tersendat akibat kendala legalitas lahan.
"Percepatan PSR butuh sinergi semua pihak. Ini bukan sekadar soal teknis, tapi juga menyangkut regulasi dan kemudahan birokrasi," jelasnya.
Selain peremajaan, tantangan lain yang dihadapi perkebunan sawit nasional meliputi penurunan kinerja serangga penyerbuk elaeidobius kamerunicus, serangan ganoderma, serta penggunaan pupuk dan benih yang tidak sesuai standar.
Menurut Halikinnor, penggunaan benih legal dan berkualitas menjadi faktor krusial untuk mendorong lonjakan hasil kebun.
"Kalau ingin produktivitas meningkat, kita tidak bisa lagi asal tanam. Benih legal unggul adalah fondasinya," tegasnya.
Ia pun mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor perkebunan untuk memperkuat kolaborasi, berbagi praktik terbaik, dan meningkatkan kapasitas teknis di tingkat lapangan.
"Kita harus bergerak cepat dan konsisten. Ini penting bukan hanya untuk kebutuhan nasional, tetapi juga untuk posisi Indonesia dalam rantai pasok global," pungkasnya. (yn/yit)