SAMPIT-Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kotim Ir Bima Ekawardhana mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pendataan ulang terhadap para wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) yang ada di Kotim. Hal itu menyusul banyaknya warga pendatang yang kembali masuk ke Kotim dan tidak menutup kemungkinan ada juga diantara mereka yang berprofesi sebagai PSK.
”Pasca arus balik ini dikhawatirkan akan banyak PSK-PSK baru yang berdatangan ke Kotim untuk mencari pekerjaan. Karena itu kami dari Dinsosnakertrans akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan pendataan ulang di setiap lokalisasi yang ada di Kotim,” katanya, Rabu (20/7).
Menurut Bima, dengan ditertibkannya tempat-tempat prostitusi di daerah Jakarta dan Pulau Jawa, banyak PSK dan Pemandu Karaoke (PK) yang kehilangan pekerjaan. Dan tidak sedikit dari mereka yang rela berpindah ke daerah lain untuk mencari nafkah demi menyambung hidup. Diduga Kotim pun termasuk salah satu daerah tujuan bagi para PSK ini.
Hal ini tegas Bima, tentu tidak sejalan dengan rencana pemerintah untuk menutup seluruh lokalisasi yang ada di Kotawaringin Timur pada 2017 mendatang. Yang juga sekaligus untuk menindaklanjuti edaran Kementerian sosial agar Indonesia bebas dari lokalisasi paling lambat pada 2019.
”Kami sudah melakukan pendekatan dan meminta kepada para muncikari agar tidak menerima kedatangan PSK eks Dolly atau Kalijodo. Meski begitu pendataan akan tetap kami lakukan untuk memastikan tidak akan ada penambahan jumlah PSK lagi di Kotim,” pungkasnya. (vit/gus)