KUALA PEMBUANG – Tidak semua pejabat terutama di Kalimantan Tengah ini meminta untuk mengkaji ulang konsep pendidikan sekolah sehari penuh atau “full day school” yang telah digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy karena tidak sesuai dengan kondisi daerah. Buktinya, Bupati Seruyan H Sudarsono justru mendukung konsep tersebut.
Menurutnya, sistem sekolah sehari penuh bukanlah hal yang baru di Indonesia. Bahkan beberapa sekolah seperti sekolah terpadu, sekolah internasional, dan pondok pesantren sudah lebih dulu menerapkan sistem tersebut. ”Secara pribadi, saya mendukung program full day school itu,” ujarnya, Senin (15/8).
Dikatakannya, konsep ini bagus karena bukan jam pelajaran yang ditambah, tapi untuk jam aktivitas siswa di sekolah. Karena konsep seperti itu sudah lama diterapkan di Kabupaten Seruyan melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa.
Selain itu, konsep itu sangat baik untuk menempa mental anak agar mendapatkan masukan yang baik dan benar, sehingga pendidikan karakter menjadi maksimal. Sekolah sehari penuh juga sangat membantu pengawasan orangtua terhadap anak yang saat ini masih lemah.
Dijelaskannya, kondisi sekarang kebanyakan orangtua sibuk bekerja di kantor hingga sore menjelang petang. Sedangkan anak-anak yang hanya sekolah dari pagi hingga siang dan setelah pulang sekolah berada di rumah sendirian tanpa pengawasan.
”Jika mereka tetap berada di sekolah hingga sore, maka dampak negatif dari luputnya pengawasan orangtua bisa dihindari. Kemudian, dengan lebih banyak di sekolah, waktu anak tidak akan tersita untuk hal-hal yang tidak semestinya," katanya.
Meski demikian, Sudarsono belum bisa memastikan konsep pendidikan sehari penuh dapat benar-benar diterapkan di Seruyan, karena aplikasinya sangat tergantung dari petunjuk teknis dan pelaksanaan dari pemerintah pusat.
“Kita masih menunggu petunjuk teknis dan pelaksanaannya seperti apa, tapi yang pasti kalau tujuannya adalah untuk mengarahkan anak kepada hal yang positif maka kita dukung," tandasnya. (hen/fin)