SAMPIT- Agenda tahunan pawai pembangunan menyambut HUT RI di Kotim, pada tahun depan akan dirubah temanya menjadi “Kotim Budaya Karnival”. Hal ini, bertujuan memajukan pariwisata dengan menonjolkan kearifan budaya Kalimantan, khususnya Kotim.
“Untuk tahun ini, tidak menampilkan kebudayaan secara spesifik, akan tetapi pada 2017 akan dibuat “Kotim Budaya Karnival”. Hal itu agar kearifan lokal Kalimantan khususnya Kotim dapat digali dan ditampilkan,” tutur Sekertaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Ellena Rosie (24/8) tadi.
Saat pagelaran karnaval 20 Agustus lalu, menurutnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim mulai mencoba memberi contoh kepada masyarakat dengan menampilkan busana kebanggaan suku Dayak yang dipoles sedemikian rupa.
Hal itu lanjut Rosie, selain menginspirasi juga menarik wisatawan datang ke Kotim. Pasalnya, 2017 Kotim sudah dijadikan kota tujuan wisata. “Diwajibkan bagi seluruh SKPD dan lapisan masyarakat untuk bisa berpartisipasi,” tambahnya.
Dikatakan pula, ppenampilan ermainan tradisional seperti Balogo, Bagasing, Enggrang akan dimodifikasi. Ditambah budaya menimang anak, mamapas lewu, dan mandi sapar dipertontonkan dalam bentuk improvisasi. “Dalam mewujudkan kerja nyata, gerak cepat membangun daerah yang hebat, 17 Agustus menjadi momen paling tepat untuk mempromosikan kegiatan Kotim,” papar Ellena Rosie.
Lebih lanjut dikatakannya, wisata Sungai Mentaya akan turut dikembangkan untuk memajukan wisata Kotim. Susur sungai akan dikelola lebih baik setelah studi banding ke Banjarmasin.
“Jadi, jualan khas seperti kue tradisional akan lewat susur sungai hingga menambah pesona wisata Sungai Mentaya. Rencana realisasi pada 2017 bersamaan dengan Sagonta kota,” imbuh Rosie.
Selain itu tambahnya, sesuai tujuan pemkab Kotim, tahun 2017 jadi destinasi wisata. Pembenahan dilakukan di semua infrastruktur penunjang pariwisata, seperti Pantai Ujung Pandaran, Patung Jelawat yang akan dibuat air mancur menari.
Nanti, jika ada wisatawan datang, promosi dimulai dari dalam kota. Mulai Bandara H Asan Sampit, langsung melewati Sagonta kota, lanjut ke Ikon Jelawat, dan promo hotel yang nyaman untuk menginap. Kemudian, ke Pantai Ujung Pandaran melewati Sungai Raja, Bagendang, serta mencicipi kuliner khas di Samuda.
“Jadi zona-zona wisata itu bisa dilewati dengan sempurna. Dipandu oleh Disbudpar yang menyediakan tourguide dan penerjemah,”tandas Rosie. (ara/gus)