SAMPIT – Tingkat pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) saat ini masih tergolong tinggi. Pemkab Kotim melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kotim mencatat setidaknya ada 7000 orang pengangguran dari total 435.677 orang penduduk Kotim.
Kepala Dinsosnakertrans Bima Eka Wardhana mengatakan, mengantisipasi pengangguran pihaknya berusaha menggiatkan pelatihan non formal kepada warga. Dengan memberikan pelatihan, diharapkan masyarakat memiliki kompetensi dan dapat membuka lapangan usaha sendiri.
”Tugas kami kurang lebih sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik), yaitu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Bedanya kalau Disdik menangani lembaga formal, kami non formal. Kita melaksanakan pendidikan praktis yang bisa langsung diterapkan sesuai dengan permintaan pasar setempat,” paparnya, Kamis (1/9) lalu.
Pelaksanaan pelatihan tersebut lanjutnya, sejalan dengan adanya perda yang baru No.6 tahun 2016 tentang pemberdayaan tenaga kerja lokal. Yaitu, mendidik dan melatih pencari kerja agar siap terjun ke dunia kerja.
Menurut Bima, ada beberapa loka pelatihan yang disediakan pihaknya, antara lain komputer, menjahit, elektronika, mobil, perbengkelan, listrik dan mebeleur.
”Alhamdulillah peminatnya cukup banyak, walau pun untuk saat ini kuota yang kami sediakan relatif sedikit karena menyesuaikan dengan jumlah anggaran dan instruktur yang dimiliki,” pungkasnya.
Bima juga mengatakan, saat ini perekonomian sedang melemah. Salah satu efeknya, adalah menurunnya kinerja dari perusahaan perkebunan di Kabupaten Kotim. Padahal, sampai saat ini, masih banyak pencari kerja yang orientasinya bekerja ke perusahaan perkebunan.
Dengan adanya loka pelatihan dan kursus-kursus lain yang tersedia di Kotim, diharapkan ke depan para pencari kerja dapat mengubah orientasi tersebut dan dapat berpikiran lebih maju. Sebab menurut Bima, dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), ketersediaan lapangan kerja bisa merambah hingga ke luar negeri. (sei/gus)