SAMPIT – Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Demokrat DPRD Kotim Muhammad Shaleh meminta polisi menelusuri komentar di media sosial yang bernada provokasi kepada warga. Sebab, banyak informasi yang disebarluasan berbeda dengan kondisi lapangan.
”Salah satu yang memperkeruh suasana ini ternyata media sosial seperti Faceboook dan broadcast di BBM (BlackBerry Messenger). Itu mesti ditelusuri karena bagi warga itu kadang jadi acuan dan dipercaya. Padahal, semuanya itu hanya provokasi,” kata Saleh.
Shaleh menegaskan, polisi harus tanggap terhadap isu yang saat ini tersebar di medsos tersebut. Sebab, sebagian isinya sudah ada yang mengarah provokasi. Sebagian informasi yang tersebar di medsos ada yang mengarah pada isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Dia berharap, kasus pembunuhan di Baamang yang dilatarbelakangi narkoba dan miras, menjadi dasar bagi lembaga berwenang melakukan penertiban secara besar-besaran. ”Miras (ilegal) juga dirazia, dimana pun dan siapa pun. Apalagi narkoba, kami berharap titik yang dipetakan jadi lokasi narkoba ini harus diberantas semua, baik pengedar dan bandarnya,” ujarnya.
Polisi sudah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Hendri Triwani. Keduanya adalah KML (36) dan putranya IM (17). KML ditangkap aparat Polres Kotim pada Minggu (11/9) malam. (ang/ign)