SAMPIT – Sebagian pengendara di Kota Sampit mulai beralih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite. Meski demikian, penjualan premium masih stabil. Rentang harga yang tak terlalu besar antara BBM subsidi dan nonsubsidi juga berpengaruh terhadap semakin sepinya aksi pelangsiran.
”Sebulan ini penjualan pertalite dan pertamax digencarkan. Dulu tidak dibuat jalur khusus, tapi Pertamina minta untuk penambahan nozzle atau alat pompa bahan bakar,” kata Reno Timur, Pengawas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan MT Haryono Sampit, Kamis (22/9).
Di SPBU, lanjutnya, baru dibuka empat nozzle pertamax dan empat nozzle pertalite. Untuk premium hanya satu nozzle motor dan satu nozzle mobil. Dari banyaknya nozzle yang dibuka, jumlah pengendara yang menggunakan BBM nonsubsidi juga bertambah. ”Pokoknya meningkat setelah dibuka nozzle. Penjualan makin tinggi,” ujarnya.
Menurut Reno, sebagian besar masyarakat beralih dari premium karena panjangnya antrean. Selain itu, kualitas dan selisih harga yang tak terlalu besar juga berpengaruh., yakni premium seharga Rp 6.450 per liter, pertalite Rp 7.100, dan pertamax 7.500 per liter. ”Selisihnya tidak sampai Rp 1.000,” ujarnya.
Kualitas paling bagus, jelas Reno, adalah dengan kadar oktan 92, kemudian pertalite 90, dan premium di bawahnya. Semakin tinggi kadar oktan, akan semakin cepat pembakaran mesin. Sistem pembakaran dinilai lebih sempurna menggunakan pertamax. ”Selain cepat, konsumsi juga lebih irit dan tarikan mesin enteng,” ujarnya. (ara/ign)