SAMPIT – Nasib piludialami Narto (60). Setelah meninggal dunia dan diinapkan selama sembilan hari di kamar mayat RSUD dr Murjani Sampit, tak ada satu pun keluarga yang menjemputnya. Lelaki tua itupun dimakamkan tanpa dihadiri sanak saudaranya.
Narto awalnya ditemukan terlantar. Kondisinya sedang sakit diabetes parah. Dia sempat dirawat oleh warga RT 21 Jalan Samekto Barat, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang. Lalu Lurah Baamang Hulu Sufiansyah mengirim Narto ke RSUD dr Murjani Sampit agar mendapatkan perawatan pada Rabu (14/9) lalu. Namun, Narto tetap tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir, Sabtu (17/9).
Selama sembilan hari terbaring di kamar mayat, tidak ada satupun keluarganya yang datang. Akhirnya jasad Narto dikebumikan di Kuburan Muslimin, Jalan Antasari, Sampit, kemarin (26/9).
Pantauan Radar Sampit di RSUD, wajah Narto tampak sedih dan pucat saat dimandikan dan dibungkus kain kafan. Pria tua itu berciri-ciri badan gemuk, tinggi sekitar 165 centimeter, rambut cepak beruban, terdapat luka pada punggung kaki kanan.
Sebelum meninggal, dia sempat memberitahu namanya. Sayang, dia tidak tahu dimana keluarganya berada.
Kepala Kamar Mayat RSUD dr Murjani Sampit Kastro mengatakan, pihaknya sudah cukup lama menanti kedatangan keluarganya, tapi tidak ada keluarganya yang datang.
”Beberapa kami menyampaikan melalui media, bagi siapa saja yang merasa keluarga silahkan datang untuk mengambil jasadnya. Sampai saat ini, karena terlalu lama lebih baik dimakamkan. Jika tidak, nanti bisa membusuk,” jelas Kastro, Senin (26/9).
Jika ada pihak yang mengakui Narto sebagai keluarganya, kata Kastro, bisa langsung berziarah ke Kuburan Muslimin, Jalan Antasari. (mir/yit)