SAMPIT – Besok Jumat (28/10), Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP secara resmi meluncurkan beras lokal ke pasaran. Beras ini di supplay langsung oleh para petani Kotim dan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Kotim diimbau untuk membeli beras lokal ini masing-masing 5 kg. Dari pihak petani telah sepakat untuk menjual beras tersebut seharga Rp 11.000/kg kepada para ASN.
”Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh SKPD dan sudah deal, untuk harga beras lokal dari petani itu ditetapkan Rp 11 ribu per kg. Sedangkan menurut hasil survel kami harga di pasaran sekarang untuk beras siam epang ini sudah tembus Rp 14 ribu per kg. Jadi beras dari kami jelas lebih murah,” ujar Ketua Pemuda Tani Kecamatan Teluk Sampit, Abdul Rasyid, ketika dikonfirmasi oleh Radar Sampit, Rabu (26/10).
Meskipun harga sekarang ditetapkan Rp 11.000/kg, tapi menurutnya harga dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan pasar. Apabila harga di pasar naik maka dari petani juga naik, yang jelas harga dari petani tetap lebih murah dari harga pasar. Tapi untuk peluncuran beras nanti, pihaknya telah sepakat pada harga Rp 11.000/kg.
Abdul Raysid menceritakan, sejak Kotim surplus beras hingga 3.000 ton beberapa waktu yang lalu, para petani justru kesulitan untuk memasarkan hasil tani mereka.Menurutnya kondisi ini sempat dimanfaatkan oleh para tengkulak untuk mendapatkan beras dengan harga miring. Tengkulang membeli gabah atau padi dengan harga Rp 3.000 sampai Rp 3.500 per kg, sementara ketika dijual kepasar dalam bentuk beras harganya melambung menjadi Rp 11.000 sampai Rp 13.000 per kg.
”Selisih harganya jauh sekali, kami jadi curiga ada permainan di tengkulak ini. Mereka yang untung sementara petani rugi. Kasihan para petani kalau harga beras terlalu murah, sudah nggak ada untung, mereka malah dapat capeknya saja,” ungkapnya.
Hal ini pun telah disampaikan mereka kepada bupati Kotim. Maka dari itu bupati mengeluarkan imbauan kepada para ASN untuk membeli dan mengkonsumsi beras lokal dalam rangka mendongkrak harga dan membantu para petani.
Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal (KP3KM) Kotim Johny Tangkere mengaku setiap bulan dia memesan hingga puluhan kilogram beras lokal tersebut untuk kebutuhan di rumahnya. Bahkan dia meminta semua pegawai di instansi yang dipimpinnya juga mengkonsumsi beras lokal ini.
“Sesuai surat himbauan bupati Kotim Supian Hadi, diharapkan beras local Cap Ikan Jelawat ini tidak hanya terserap untuk kalangan ASN saja. Tetapi juga perusahaan besar swasta yang berinvestasi di Kotim. Perusahaan besar swasta kita harapkan bisa menyerap beras lokal ini untuk kebutuhan karyawan mereka,” pungkasnya. (vit/gus)