PANGKALAN BUN - Kepadatan antrean di SPBU Kabupaten Kobar rupanya tidak hanya diakibatkan berhentinya sejumlah Agen Penyalur Minyak Solar (APMS), namun berkurangnya dispenser BBM jenis premium. Sempat muncul isu pengurangan pasokan BBM premium, namun tidak terbukti.
Pengelola SPBU Pakunegara Pangkalan Bun Rudi mengatakan, jumlah pasokan bagi SPBU masih sama dan tidak ada pengurangan dari Pertamina.
”Jatah kita kan 40 kiloliter, dan masih sama tidak ada pengurangan,” katanya.
Menurutnya, bertambahnya antrean di SPBU diakibatkan adanya kebijakan dari Pertamina yang meminta SPBU untuk melakukan uji coba pelayanan penjualan BBM premium hanya dengan dua nozle.
”Sudah sekitar dua bulan ini kita layani penjualan BBM premium dengan dua nozle, satu untuk motor dan satu mobil. Mungkin karena masih banyaknya pembeli premium, jadi terlihat antrean lebih banyak,” jelasnya.
Meski antrean premium tampak banyak, namun mengalami penurunan pembelian. Yang terjadi peningkatan penjualan justru pertamax dan pertalite.
”Kemarin premium kita sempat ada sisa, dan ada peningkatan untuk pertamax dan pertalite,” katanya.
Ia juga mengatakan, saat ini sebagian besar SPBU juga sudah mulai menerapkan pelayanan premium dengan dua nozle. ”Bahkan di Pangkalan Bun ini sudah ada SPBU yang tidak melayani premium. Dan masyarakat tetap masuk ke SPBU itu, karena selisih harga pertalite dan pertamax kecil sekali,” katanya.
Hal berbeda diungkapkan Tri Sugianto, pengelola SPBU Pangkalan Lada. Dia sudah sejak lama menerapkan penjualan premium hanya dengan dua nozle. Hal itu dilakukan karena terbatasnya jumlah dispenser yang ada di kawasan Simpang Runtu itu.
”Kita sendirikan untuk dispenser premium, karena peminatnya sudah mulai berkurang. Memang tidak drastis, namun premium di Pangkalan Lada ini cenderung dikonsumsi oleh kendaraan roda dua. Mobil pribadi banyak yang pindah ke pertalite dan pertamax,” katanya.
Ia juga mengakui bahwa peningkatan jumlah antrean mulai terjadi dalam beberapa pekan ini, namun hal itu dikarenakan keterlambatan pasokan saja.
”Sekarang kalau premium kosong, pindah ke pertalite. Kalau yang punya uang lebih bisa ke pertamax. Selisihnya sedikit dan kualitas BBM lebih bagus,” katanya. (sla/yit)