SAMPIT – Sekitar 500 hektare lahan pertanian di Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) ditanami buah nanas. Kini, nanas yang terkenal dengan rasa manisnya itu telah dipanen oleh petani di desa setempat dan dijual hingga ke kota Pontianak. Kalimantan Barat.
Yanti, salah seorang penjual nanas di Desa Basirih Hulu mengatakan, hampir setiap hari buah nanas yang terjual sedikitnya 300 biji dan rata-rata pembelinya di luar desa. “Per hari sekitar 300 biji yang terjual, pembelinya tidak hanya warga yang ada di Kecamatan MHS ini tapi juga dari Pontianak,” ujarnya, Selasa (13/12) sore.
Dia menjelaskan, ada dua jenis nanas yang dijual yakni nanas tamban dan nanas bogor. Namun, yang lebih disukai penggemar buah nanas adalah jenis nanas Tamban. “Biasanya yang paling laku adalah nanas tamban karena rasanya sangat manis, tapi nanas bogor juga manis,” katanya disela-sela melayani pembeli.
Sedangkan mengenai harga, kata ibu yang mengaku sudah 10 tahun berjualan buah nanas ini, bervariasi sesuai kondisi dan cuaca. Misalnya, pada saat musim kemarau harga buah nanas akan naik sedangkan disaat musim hujan harga akan turun. “Harga sekarang yang kecil hanya Rp3.000 per biji dan yang besar Rp5.000 per biji,” sebut Yanti.
Sementara itu, Kepala Desa Basirih Hulu, Kustianur menyebutkan, musim nanas khusus di wilayah Desa Basirih Hulu hampir setiap bulan dipanen karena warga desa rata-rata memiliki lahan sendiri yang ditanami bibit nanas. “Hanya ada dua wilayah penghasil buah nanas yakni di Jalan Nanas dan Jalan Rambutan. Sekali panen ribuan biji per hari,” jelasnya.
Terkait pemasaran, sambung Kustianur, memang masih ada kendala sehingga petani hanya menjual sendiri di kios-kios atau di depan rumah masing-masing. “Saat ini ada sekitar 10 kios yang digunakan warga untuk berjualan buah-buahan termasuk buah nanas, karena desa kami ini tidak hanya menghasilkan buah nanas tapi juga durian dan rambutan,” ujarnya.
Ditambahkannya, Pemerintahan Desa Basirih Hulu kedepannya telah merancang program untuk membantu para petani buah nanas maupun rambutan baik dalam hal pemasaran maupun pengelolaan. Misalnya, membuatkan kios-kios khusus melalui program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) hingga pembuatan selai nanas, jus nanas, keripik nanas maupun keripik rambutan. (fin)