SAMPIT – Perayaan Natal di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sampit, berlangsung khidmat dan damai. Menariknya, di awal sambutannya, pendeta yang memimpin ibadah mengucapkan salam dengan cara umat Islam, yakni Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh.
Ucapan Pendeta Mezisita Herlina itu bukan tanpa alasan. Dia mengaku terharu dengan kebersamaan mahasiswa STIE Sampit. Di tengah situasi kemelut di Indonesia yang terjadi kini, para mahasiswa itu justru mempertontonkan toleransi yang luar biasa.
”Jarang saya temui di tempat lain, di tengah kemelut saat ini, toleransi di sini tidak berpengaruh, dan ini baik,” ungkap Mezisita, Kamis (15/12) malam.
Apresiasi ini disampaikan Mezisita, karena melihat mahasiswa non-nasrani, bahu-membahu menyukseskan acara untuk mahasiswa Kristiani. Itu tergambar jelas dari kehadiran dan keterlibatan mahasiswa agama lain dalam kepanitian natal STIE Sampit, yang dilaksanakan di aula kampus itu.
Menurutnya, kehadiran para mahasiswa saat perayaan Natal sangat berarti. Ia sangat tersentuh ada orang-orang yang menjunjung tinggi nilai toleransi beragama.
Ketua Panitia Natal STIE Sampit Dehen Stefpanus Tundan mengatakan, hal tersebut lumrah terjadi di STIE Sampit. ”Toleransi beragama di kampus ini memang luar biasa dan ini sudah biasa. Bahkan, dalam kepanitiaan Natal, kami juga dibantu mahasiswa beragama lain. Namun, kami juga tetap menghormati perbedaan itu,” ujar Dehen.
Wakil Ketua III STIE Sampit M Yani menganggap seluruh warga kampus merupakan satu kesatuan keluarga. Karena itu, perbedaan agama tak menjadi penghalang dalam menyukseskan perkuliahan. Termasuk program badan eksekutif mahasiswa.
Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Kotawaringin Timur Arkedius mengapresiasi kegiatan keagamaan oleh mahasiswa ini. Dia menilai peringatan hari besar keagamaan penting. Ini juga menunjang dalam perkuliahan mahasiswa.
”Harapan kami, momentum perayaan Natal ini dapat berkesan dan menjadi wadah silaturahmi bagi mahasiwa dan warga kampus lainnya,” kata Arkedius. (oes/ign)