PANGKALAN BANTENG – Ribuan ikan hasil budidaya keramba di aliran Sungai Kumai atau lebih dikenal Sungai Semanggang, kawasan jembatan Aliong, Dusun Semanggang, Desa Pangkalan Banteng, mati mendadak. Diduga air sungai tercemar limbah.
Salah satu pemilik keramba, Herman, mengungkapkan bahwa ikan bawal, nila, dan patin yang dibudiyakannya terlihat masih normal pada Senin pagi. Namun pada Senin sore menjelang magrib, ribuan ikan yang dipeliharanya sudah mati.
”Tidak tahu persis kejadiannya kapan, yang pasti sore menjelang maghrib itu ikan-ikan sudah ngambang semua. Kemudian baru saya lapor ke Kepala Desa Pangkalan Banteng,” ujarnya.
Menurutnya, jika yang bermasalah ada pada keramba atau pelet yang diberikannya, maka ikan-ikan di bagian sisi atas dan bawah kerambanya tidak akan terkena imbas.
”Pelet ikannya biasa saja, tidak ada yang berubah, kan peletnya beli bukan bikin sendiri. Ikan-ikan di sisi hulu dan hilir juga banyak yang ditemukan mati. Kita ini bingung penyebabnya apa,” tambahnya.
Kepala Desa Pangkalan Banteng Aliyas belum bisa memastikan penyebab matinya ribuan ekor ikan keramba. Bahkan banyak udang yang mabuk.
”Ikan liar dan udang banyak yang mabuk, warga banyak yang mencari ikan. Informasi dari pemilik keramba, sekitar 20 ribu ikan mati, diperkirakan kerugian jutaan rupiah karena ikan-ikan sudah cukup besar,” ungkap Aliyas, kemarin petang.
Dia menduga ada yang sengaja membuang racun. Namun hal tersebut masih harus dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kobar.
”Kalau tidak tercemar limbah, dugaan lain ada yang sengaja meracun. Tapi kita tidak bisa memastikan itu sebelum BLH datang dan memastikan penyebabnya,”katanya.
Aliyas juga mengatakan, sampai saat ini masih menelusuri kejadian tersebut dengan mencoba mencari tahu hingga ke bagian hulu sungai yang berada di Desa 7 tepatnya di kawasan Dusun Sapta Jaya Desa Sungai Hijau.
”Kita coba cari tahu ke bagian hulu untuk melihat apakah disana juga ikut tercemar atau tidak,”katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kobar Fahrizal Fitri akan mengirimkan tim untuk memeriksa kondisi aliran sungai tersebut dan mengimbau agar masyarakat tidak gegabah dengan mengkonsumsi ikan-ikan yang mati tersebut.
”Hati-hati bila mengonsumsi ikan yang mati itu, karena ikan-ikan tersebut bisa saja mengandung zat berbahaya. Dampaknya bisa berpengaruh pada kesehatan termasuk gangguan pencernaan, pusing dan muntah,” katanya. (sla/yit)