PANGKALAN BUN- Peringatan hari ibu ke 88, Kamis (22/12) kemarin di lembaga pemasyarakatan Klas II B Pangkalan Bun dimeriahkan dengan beragam lomba dan kegiatan, sehingga suasananya berbeda dari hari-hari biasa. Beragam kegiatan lomba digelar oleh pihak lapas yang juga melibatkan warga binaan.
Lomba yang digelar antara lain memasak nasi goreng yang dilakukan oleh pegawai pria yang dipersembahkan untuk para ibu-ibu. Uniknya dalam lomba ini pegawai pria sengaja memakai daster istrinya saat memasak, sehingga mengundang tawa bagi sesama pegawai atau pun bagi warga binaan yang menonton.
Di samping itu, lomba lainya yang tidak kalah lucu yakni merias wajah. Pegawai perempuan dihias oleh pegawai pria dengan mata tertutup, sehingga make up yang dioleskan banyak melebar tak beraturan. Keseruan ini begitu nampak di Lapas kelas II Pangkalan Bun karena hasil riasan wajah tidak boleh langsung dihapus begitu saja setelah dirias.
Kemudian, lomba senam yang ikut digelar juga diikuti oleh warga binaan perempuan. Dan puncak acara digelar upacara apel Hari Ibu dengan petugas upacara semuanya perempuan kecuali inspektur upacara, yakni langsung dipegang Kalapas Kelas II B Pangkalan Bun Arief Gunawan.
"Semua kegiatan yang kita gelar ini untuk membuat meriah peringatan hari ibu. Kegiatan dari kita untuk kita semua di Lapas kelas II B Pangkalan Bun," kata Arief Gunawan.
Menurutnya, berbagai lomba tersebut membuat keceriaan diantara pegawai dan para warga binaan, sehingga tidak selalu d idalam penjara itu kegiatannya suram. Melainkan penuh keceriaan dan akrab dalam suasana kekeluargaan."Memang meriah kalau kita lihat. Mudahan ini menjadi penghibur yang dipersembahkan bagi para ibu-ibu yang ada di dalam lapas mau pun yang ada di luar sana, yang harus tetap kita hormati," tambah Arief.
Ditambahkannya, dari peringatan hari ibu hendaknya agar selalu menjadi penyemangat dan senantiasa menggugah ingatan serta pemikiran, bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia ternyata sangat dirasakan manfaat dan hasilnya. Terutama oleh kaum perempuan dan bangsa Indonesia. Selain itu lanjutnya, peringatan ini juga momentum untuk merenungkan tentang apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum
tercapai oleh kaum perempuan Indonesia untuk kepentingan perempuan.
"Saya juga berharap agar ke depan perempuan bisa berbuat lebih baik. Serta kasus yang menimpa perempuan tidak ada lagi. Karena sebenarnya miris kalau ada melihat perempuan yang masuk penjara. Namun karena perbuatanya lah yang harus dipenjara, agar jera," pungkas Arief Gunawan. (rin/gus)