PANGKALAN BANTENG – Gedung tempat beroperasinya mesin pengering jagung di Desa Karang Mulya, Pangkalan Banteng, rata dengan tanah. Bangunan yang menjadi pendukung program jagung nasional itu roboh tak bersisa pada Kamis (22/12) sore.
Robohnya gedung itu didahului dengan lepasnya atap beserta rangkanya pada 7 Desember lalu. Diduga konstruksi bangunan itu lemah. Selain bangunan yang tak bersisa, beberapa bagian mesin pengering jagung juga rusak parah, bahkan terlepas dari konstruksinya. Ditaksir kerugian ratusan juta rupiah akibat kejadian tersebut.
Kepada Radar Pangkalan Bun, Ketua Gapoktan Tani Makmur Yono, yang menjadi pemanfaat fasilitas bantuan program jagung dari pemerintah pusat melalui Provinsi Kalteng itu mengungkapkan bahwa robohnya bangunan gedung setinggi sekitar tujuh meter itu sangat merugikan petani. Pasalnya keberadaan alat tersebut sangat membantu proses pengeringan jagung para petani Karang Mulya dan desa-desa lain di Kecamatan Pangkalan Banteng.
”Hujan disertai angin kencang, kita tidak tahu kejadian pastinya. Saya datang sudah begitu, semua runtuh,” katanya, Jumat (23/12) pagi.
Sebelum runtuhnya tembok bangunan tersebut, dua pekan sebelumnya atap aluminium dengan rangka baja ringan juga terlepas semuanya dihempas angin. ”Untung saja sebelum tembok bangunan runtuh, kita sempat pindahkan mesin combine harvester (mesin panen) jagung ke rumah salah satu anggota kelompok,” terangnya.
Meski enggan berkomentar lebih jauh, Yono mengakui bahwa pihaknya menduga runtuhnya bangunan tersebut bisa diakibatkan kurang kuatnya konstruksi bangunan yang bernilai ratusan juta rupiah itu.
”Kalau dilihat dari material yang ada, dugaan kami bisa jadi konstruksi bangunannya yang lemah. Tapi untuk memastikannya biar pemerintah yang melakukan pengujian, kita tidak berani memastikan hal itu,” tegasnya.
Pantauan koran ini, bangunan yang dulunya tampak tinggi menjulang di tengah perkebunan jagung itu hanya menyisakan puing-puing layaknya gedung runtuh akibat ledakan bom.
Selain itu, secara kasatmata terlihat konstruksi bangunan lemah. Selain minimnya rangka cor beton sebagai pilar penyangga bangunan, beton cor pada rangka penyangga dan rangka penguat juga rontok.
Kepala Desa Karang Mulya, Katono, mengatakan bahwa pembangunan gedung beserta isinya merupakan program bantuan pemerintah pusat yang dikucurkan oleh pemprov. Selain itu, saat proses pembangunan, pihak pemerintah desa sama sekali tidak dilibatkan.
”Sama sekali tidak ada campur tangan pihak desa, kita hanya diminta mempersiapkan lokasi untuk bangunan itu. Pelaksana proyek juga tidak berkoordinasi dengan desa perihal bangunan serta konstruksinya,” katanya.
Diakuinya, saat mendengar kabar runtuhnya bangunan tersebut, pihaknya sempat tidak percaya. Pasalnya bangunan tersebut baru setahun lebih berdiri. Dengan kejadian tersebut pihaknya berharap agar dinas terkait segera bertindak untuk mencari solusi agar peralatan pengering jagung tersebut dapat terselamatkan. ”Sangat penting, petani jelas butuh alat pengering jagung itu,” tandasnya.
Kemudian, terkait dugaan-dugaan lain penyebab robohnya bangunan tersebut, Katono enggan berkomentar lebih jauh. Karena hal itu di luar kapasitasnya, mengingat proyek pembangunan tersebut tidak melibatkan desa dalam hal perencanaan terutama penyusunan spek dan konstruksi bangunan.
”Saya tidak berwenang untuk itu, kita kan sebagai penerima bantuan. Jadi apa yang diberi ya kita terima dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dan saya akui mesin pengering jagung itu sangat bermanfaat,” tegasnya. (sla/dwi)