PANGKALAN BUN – Pembunuhan sadis terjadi di Jalan Bahari RT.08 Kelurahan Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Sabtu (24/12) malam pukul 24.00 WIB. Seorang janda tiga anak, Normawati alias Selfi (46), tewas dengan luka di lehernya.
Kejadian ini pertama kali diketahui RH (10), anak korban. Kejadian berawal saat RH tidur sekamar dengan ibu dan neneknya. Saat terbangun, RH melihat ibunya bersimbah darah di tempat tidurnya dengan luka di bagian leher. RH juga sempat melihat seseorang keluar dari rumah, namun tidak mengetahui identitas orang itu. Di lokasi ada jejak darah yang menuju ke rumah bagian belakang.
Setelah melihat kejadian tersebut, RH lantas membangunkan neneknya yang masih tidur satu kamar. Dia juga memanggil kakaknya yang tidur di kamar lain, serta meminta tolong kepada tetangga.
Usai kejadian Normawati dievakuasi menggunakan mobil ambulance milik Rumah Sakit Rakyat Kumai menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun untuk divisum. Berdasar hasil visum, terdapat luka sayatan benda tajam pada leher, luka robek pada bahu kiri, dan luka lecet pada telapak tangan kanan dan kiri. ”Yang lain-lain gak ada," kata Sukardi, Kepala Instalasi Jenazah RSUD Sultan Imanuddin.
Dalam hitungan jam, Polsek Kumai telah mengamankan seorang laki-laki berinisial ASM yang diduga melakukan pembunuhan terhadap korban. Sebelum kejadian berlangsung, antara ASM dan Selfi ini berkomunikasi lewat SMS. Dalam percakapan SMS tersebut tertulis "Sudah tidur apa belum" yang terkirim pukul 22.30 WIB.
Dari keterangan warga sekitar, selama dua bulan belakangan ini ASM sering ke rumah korban. Keduanya juga diduga ada kedekatan khusus terhadap janda itu. Padahal korban masih serumah dengan mantan suaminya.
"Kita sudah mengamankan satu orang dengan inisial ASM warga Teluk Bogam. Pelaku sehari-hari kerja kuli di pelabuhan," kata Kapolsek Kumai AKP Hendry.
ASM masih berstatus sebagai saksi dan belum ditetapkan sebagai tersangka. "Untuk lebih lanjut kita tunggu hasilnya. Karena saksinya sendiri masih minim keterangan. Hanya satu anak kecil yang umurnya 10 tahun dan belum bisa memberi keterangan yang jelas," terangnya.
Saat kejadian, ada tiga orang dalam satu ruangan, yakni korban, anak korban yang umurnya 10 tahun, dan ibu korban yang umurnya 75 tahun. Sedangkan anak tertua korban yang saat itu juga ada di rumah berada kamar lain.
"Namun anehnya satu rumah ada banyak orang. Tapi tidak ada yang mendengar teriakan atau apapun dari korban. Hanya saja ada teriakan dari anak korban yang masih umur 10 tahun yang melihat ibunya tidak bernyawa dengan leher seperti digorok dan darahnya berceceran dilantai," jelasnya.
Sementara itu Alfie seorang warga Kumai mengatakan, korban kesehariannya bekerja di salon di daerah Kumai. Korban merupakan seorang janda memiliki tiga orang anak.
"Ada yang bilang balas dendam mantan suaminya, ada yang bilang gara-gara rebutan lakian dan dibunuh pacarnya sendiri. Masih simpang siur. Di Kumai tumbur (ribut) berita ini semua," terang Alfie. (jok/rin/yit)