PANGKALAN BANTENG – Warga Desa Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng, mengeluhkan sulitnya akses jalan di wilayah itu. Ruas jalan utama penghubung antardesa dan kecamatan, termasuk untuk pergi ke ladang, rusak parah. Kondisi itu juga mengancam dunia pendidikan, karena para pelajar beberapa kali gagal ke sekolah karena terjatuh.
Jalan penghubung dua desa dengan wilayah ibu kota kecamatan merupakan akses utama warga, terutama petani dan pelajar. Jalan sepanjang lebih dari dua kilometer yang menghubungkan dua desa ekstransmigrasi itu, selain berlumpur, nyaris tak pernah kering lantaran tak ada parit dan minimnya perawatan.
”Kerusakannya parah. Sempat beberapa kali dilaporkan pelajar terjatuh dan tidak jadi ke sekolah,” kata Jamhari, Kepala Desa Sungai Pakit, Minggu (8/1).
Perbaikan yang dilakukannya kemarin, hanya sebatas melakukan pengurukan. Pendanaannya dilakukan seadanya dengan meminta bantuan perusahaan.
”Ini awal tahun. Kalau menunggu masuknya proyek, bisa-bisa banyak korban jatuh di sini. Ujung-ujungnya kita sendiri yang dirugikan. Jalan penghubung ini juga jadi akses utama warga untuk ke ladang mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Pangkalan Banteng Aliransyah mengatakan, dalam menjalankan roda pemerintahan, pemerintah desa dituntut kreatif. Namun, semua harus terukur, dengan ketentuan tidak menabrak aturan.
”Jalan penghubung antardesa memang domain pemkab. Namun, karena kondisinya darurat, pemdes harus bergerak,” ujarnya.
Menurutnya, langkah yang diambil Sungai Pakit sudah cukup baik. Pihaknya juga mengisyaratkan agar semua perusahaan di Pangkalan Banteng bisa memberikan kontribusi untuk pembangunan. (sla/ign)