SAMPIT— Kabupaten Kotawaringin Timur masih menjadi salah satu wilayah tujuan di Kalimantan Tengah untuk dijadikan lokasi berinvestasi.
Seperti halnya pada Senin (23/1) tadi, salah seorang investor dari India menyatakan jika dirinya tertarik untuk berinvestasi di Kotim, untuk mendirikan pabrik gula.
Lalit Kumar, perwakilan PT Sudevam Anugerah Sakti menjelaskan jika untuk mengoperasionalkan perusahaan gula tersebut, investor membutuhkan lahan seluas 35-50 ribu hektare.
Lahan tersebut nantinya digunakan untuk menanam tebu, sehingga dalam setahun dapat menghasilkan gula mencapai 100 ribu ton per tahun.
Investor tersebut datang ke Kotim ditemani anggota DPRD Provinsi Kalteng Komisi B Asera, sebelumnya mereka juga sudah bertemu dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
Pada dasarnya pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Kotim menyambut baik rencana investasi yang akan dilakukan tersebut, dengan harapan dapat mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja lokal.
“Saya minta bantuan pemerintah kabupaten, karena saya ingin perusahaan ini beroperasi sesuai aturan. Sehingga kehadiran perusahaan benar-benar bermanfaat dan menyerap tenaga kerja,” jelas Lalit Kumar yang juga sebagai Chairman and Managing Director PT Businiss Consultant Authority of Indonesia.
Menurut Lalit, jika memang benar beroperasional pabrik gula tersebut akan membutuhkan sekitar 150 ribu tenaga kerja, nantinya sesuai dengan perjanjian dengan pemerintah 80 persen tenaga kerja lokal.
Sementara, Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri merespons positif rencana investor dari India Lalit Kumar yang tertarik membangun pabrik gula di daerah ini.
Sedangkan untuk kerjasama antara pemerintah dan investor terkait ketersediaan lahan, nantinya akan dilakukan pembahasan terlebih dahulu.
Tujuannya untuk mengetahui lokasi lahan yang tersedia hingga status lahannya. Sehingga nanti tidak menimbulkan masalah, seperti persoalan status kawasan.
“Hal ini akan kami kaji terlebih dahulu, kehadiran investasi memang memberikan hal yang baik untuk kemajuan daerah, namun tetap harus dikaji terlebih dahulu di wilayah mana yang cocok terkait tata ruang wilayah ini,” pungkas Taufiq. (dc/fm)