SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) berencana akan menerapkan konsep tol sungai, sebagai penghubung antar wilayah yang dilalui sungai.
Kepala Dishub Kotim Fadlian Noor menjelaskan, penerapan tol sungai tersebut merupakan upaya Pemkab Kotim untuk memaksimalkan fungsi jalur sungai di Kotim, sekaligus mengantisipasi apabila ke depan Kotim benar-benar akan dimekarkan.
”Pada saatnya nanti jika Kotim dimekarkan, khususnya di wilayah utara, kita harus siap. Sesuai keinginan bupati kita ingin agar Kotim menjadi kota jasa, dan Dishub melihat adanya potensi yang cukup besar dari alur sungai Mentaya. Kalau Presiden Jokowi mempunyai konsep tol laut, Kotim dengan program Sahati akan membangun tol sungai,” ujarnya, Senin (27/2) kemarin.
Fadilan Noor melanjutkan, sungai Mentaya mempunyai panjang kurang lebih 400 kilometer dengan ke dalaman rata-rata 6 meter dari ujung ke ujung. Dan apabila dalam kondisi surut kedalamannya sekitar 2-4 Low Water Spring (LWS). Menurutnya sangat memprihatinkan apabila dengan kondisi sungai seperti itu tidak dikelola dengan maksimal, karena itulah Dishub mendapat ide untuk membangun sebuah tol sungai di Kotim.
Dipaparkan Fadlian, dengan adanya tol sungai maka setiap kapal yang melintas akan dikenakan biaya yang akan menjadi pemasukan kas daerah. Dan diharapkan dengan adanya tol sungai ini transportasi sungai tanpa hambatan 1x24 jam bisa terwujud, sehingga bisa menekan cost angkut barang yang masuk dan keluar Kotim.
”Apabila hal ini bisa terwujud, maka tol sungai ini bisa menjadi sumber pendapatan bukan hanya untuk Kotim, tapi juga provinsi Kalimantan Tengah. Areal sungai ini terbagi dalam beberapa kewenangan yakni kabupaten, provinsi, dan pusat. Kami berharap sungai mentaya ini bisa dikelola seperti jalan tol,” pungkasnya.
Namun tambahnya, yang menjadi kendala saat ini ada dua titik rawan pendangkalan di sungai Mentaya sehingga kerap kali membuat kapal yang terjebak di titik tersebut mengalami keterlambatan 12-15 jam. Titik tersebut yaitu di depan Pos Angkatan Laut dan sekitar Desa Serambut, dan untuk mengatasi hal tersebut pihaknya berencana untuk melakukan pengerukan sungai, serta masih memikirkan solusi pendanaannya, apakah Pemkab sendiri atau melalui konsorsium dengan pihak ketiga. (vit/gus)