SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Jumat, 03 Maret 2017 16:02
Kisah Sedih Syariah, Tetap Kerja Meski Harus Menahan Sakit

Wanita Tua Penderita Soft Tissue Tumor

Syariah, Wanita Tua Penderita Soft Tissue Tumor .(IST)

SYARIAH sudah bertahun-tahun mengidap penyakit soft tissue tumor (STT). Ada pembengkakan di sekitar telinga nenek berusia 61 tahun ini.

DEVITA MAULINA, Sampit

Sejak suaminya meninggal pada 2002 lalu dan lima anak-anaknya telah berkeluarga, Syariah hidup sendiri di gubuk kecilnya, Jalan Baamang Hulu I Gang Madangkara, Sampit. Dia bertekad tidak ingin membebani lima anaknya, apalagi kehidupan anak-anaknya juga sama-sama susah.

Syariah tetap semangat bekerja demi menghidupi dirinya. Bahkan, meskipun sakit, ia tidak pernah mengadukan kepada anak-anaknya.

Sudah empat tahun ini dia merasakan sakit di sekitar telinga kirinya. Ada benjolan yang awalnya kecil, namun kini semakin besar.

”Saya tidak mengerti kenapa bisa sakit seperti ini, padahal saya sudah berusaha menjaga pola hidup sehat, meskipun keadaan saya seperti ini (tidak mampu). Saya juga mengikuti program lansia dan rutin ikut senam bersama,” ujar Syariah di rumahnya, Kamis (2/3).

Syariah mengaku sudah sering memeriksakan kondisinya tersebut ke puskesmas dan pustu terdekat, namun dokter dan tenaga kesehatan di tempat tersebut terkesan acuh tak acuh terhadapnya. Ketika dia ingin berobat dan bertanya bagaimana agar bisa sembuh, jawaban mereka pasti nanti dulu. Ia pun berpikir mungkin karena ia merupakan orang tidak mampu sehingga tidak ada yang membantunya. Tetangganya juga tidak ada yang bersimpati, apalagi membantu dirinya.

Pada 2013 lalu, Syariah pernah memeriksakan dirinya ke Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit. Dokter mengatakan ia harus operasi jika ingin sembuh. Karena peralatan RSUD tersebut belum memadai, Syariah dianjurkan ke Banjarmasin.

Dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS), biaya pengobatannya ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Namun, yang menjadi kendala adalah biaya untuk transportasi dan akomodasi selama di Banjarmasin.

”Saya cuma bekerja sebagai penganyam atap daun rumbia (aren), sehari menganyam 50 lembar atap hanya dapat upah Rp 7.000. Uang segitu untuk beli beras setengah kilogram saja sudah pas-pasan. Untuk bertahan hidup saya sering menerima kerja serabutan dari tetangga, seperti nyuci piring dan lain-lain, selama bisa saja kerjakan saya terima. Tapi hasilnya juga tidak seberapa, saya tidak bisa menabung untuk berobat,” ungkapnya.

Lantaran tidak punya biaya untuk berangkat ke Banjarmasin akhinya Syariah mengurungkan niatnya untuk berobat, apalagi waktu itu benjolannya tidak terlalu besar, mungkin hanya sebesar biji kelereng. Kendati demikian, dia tetap berusaha untuk mengobati penyakitnya tersebut secara tradisional. Apapun saran orang kepadanya selagi itu masih bisa ia capai maka akan ia lakukan.

Tapi semakin hari benjolan tersebut justru semakin membesar sampai mengeluarkan darah dan cairan bening. Syariah hanya bisa pasrah, karena anak-anaknya pun tidak bisa membantu biaya pengobatan. Setiap hari Syariah berdoa agar Allah SWT mengirimkan bantuan agar ia bisa sembuh.

”Saya tidak tahu mau minta bantuan kemana. Kata orang bisa meminta bantuan kepada pemerintah daerah tapi saya tidak mengerti caranya dan tidak ada juga yang mengantar saya ke sana,” ucapnya dengan wajah bingung.

Hingga beberapa waktu lalu, datang seseorang dari Komunitas Sosial yang mengaku ingin membantunya untuk bisa berobat ke Banjarmasin. Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi Syariah. Baginya, ini adalah jawaban dari doanya selama ini. Harapan Syariah untuk sembuh yang sebelumnya nyaris pupus sekarang bersemi kembali.

Sementara itu, ketua komunitas sosial BOOS, Zainuri, mengaku mengetahui kondisi Syariah dari salah seorang anggota komunitas yang memang sengaja mencari informasi tentang siapa saja warga Kotim yang memerlukan bantuan sosial. Pihaknya siap untuk membantu Syariah dengan mencari dana agar bisa berangkat berobat ke Banjarmasin.

”Kami berusaha untuk membantu semaksimal mungkin, dengan mencarikan dana untuk keperluan ibu Syariah selama di Banjar. Hal ini juga sudah kami laporkan ke dinsos yang juga telah mengirimkan petugasnya untuk mengecek kondisi Bu Syariah. Dinsos mengaku siap membantu biaya keberangkatan Bu Syariah ke Banjarmasin. Kami berharap beliau bisa segera menjalani operasi dan bisa disembuhkan,” tuturnya. (***/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers