SAMPIT – Puluhan rumahwarga di Desa Hajalipan terendam banjir. Tingginya curah hujan membuat banjir terus meluas. Meski demikian, warga menolak mengungsi. Mereka baru mengungsi apabila banjir sudah parah.
Camat Kotabesi Sutimin mengatakan, luapan air tersebut berasal dari Sungai Tualan dan Sungai Mentaya. Kondisi Desa Hajalipan yang letaknya di pinggir sungai memang rentan terendam. Pihaknya juga terus meminta laporan dari aparatur desa untuk melaporkan kondisi desa masing-masing.
”Hingga saat ini kami juga terus memantau kondisi desa lainnya di wilayah Kotabesi. Saya juga meminta warga yang rumahnya terendam agar lebih waspada,” ujarnya, Minggu (5/3).
Pihaknya memang sudah meminta warga yang rumahnya terendam untuk dievakuasi ke tempat kerabat atau warga yang rumahnya aman dari banjir. Namun, warga menolak dan bersikeras menempati rumah mereka. ”Tapi, jika kondisi semakin parah, mereka akan mengungsi ke tempat yang lebih aman,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Kotabesi, Danramil, Camat, beserta perwakilan perusahaan menyambangi desa itu, mengecek keadaan masyarakat dan memberikan bantuan logistik.
”Kami hari ini melakukan pengecekan kondisi rumah warga yang terendam. Ada sekitar 44 rumah, dengan ketinggan air mencapai sekitar 40 cm. Mereka memang masih tetap tinggal di rumah tersebut dan siap dipindahkan jika kondisi semakin parah,” kata Kapolsek Kotabesi Iptu Sugeng.
Sugeng menambahkan, pihaknya juga memberikan bantuan mi instan sebanyak 50 dus kepada masyarakat yang rumahnya terendam. Bantuan itu diharapkan dapat warga memenuhi keperluan makanan selama banjir, sembari menunggu bantuan dari Pemkab Kotim.
”Tidak ada korban jiwa akibat luapan air sungai tersebut. Namun, kami meminta warga berhati-hati dan mengawasi anak-anak mereka,” ujar Sugeng. (dc/ign)