PANGKALAN BANTENG – Setelah dua pekan menjalani perawatan dengan beberapa kali operasi di Rumah Sakit Ulin banjarmasin Kalimantan Selatan, kondisi Vius Dame (63) membaik. Korban pembacokan sadis yang dilakukan Egenius Paceli (53) ini sudah diperbolehkan pulang, Minggu (2/4) pagi. Kini dia menjalani rawat jalan.
Rossi, anak Vius Dame, mengungkapkan bahwa kondisi ayahnya sudah stabil sehingga diperbolehkan pulang. ”Ini saya sedang dalam perjalanan, sudah sampai di Kotabesi (Kotim),” ujar kemarin.
Untuk pemeriksaan ringan atau sejenisnya bisa dilakukan di RSUD Sulatn Imanuddin Pangkalan Bun. ”Rawat jalan saja, karena sudah jauh lebih baik. Semisal kondisinya tiba-tiba drop, bisa ke RS di Pangkalan Bun. Tapi kita yakin ayah akan sembuh,” katanya.
Meski sudah membaik, Vius Dame belum diperbolehkan bergerak bebas. Untuk berbicara saja masih sangat terbatas. Hal itu karena luka di wajahnya akibat sabetan parang yang melintang dari dahi kanan melewati hidung atas hingga bagian bawah mata kiri. Sementara luka lain terdapat di lengan kanan. Kemudian jempol tangan dan sebagian telapan tangan kiri juga putus.
”Sudah bisa berbicara meski agak sulit karena luka di kepala masih dalam proses penyembuhan setelah operasi bedah saraf untuk merekonstruksi wajah,” tambahnya.
Dengan kondisi saat ini Rossi dan keluarga besarnya belum bisa memastikan kapan Vius Dame akan mampu memberikan keterangan tambahan kepada kepolisian guna mengungkap secara jelas motif dari tindakan Egenius Paceli yang membuat geger warga Kotawaringin Barat itu.
”Lihat kondisinya dulu, nanti kalau sudah kuat ayah pasti bersedia memberikan keterangan,” tandasnya.
Sampai saat ini pihaknya masih merahasiakan tentang kematian sang ibu, Yasinta Bura. Itu dilakukan untuk menjaga mental sang ayah agar bisa lebih memiliki semangat hidup. Tidak hanya itu, pihaknya juga berusaha sebaik mungkin untuk sementara waktu mengisolasi ayahnya agar jangan sampai mendengar kabar kematian sang istri.
”Belum kita beritahu nanti saja menunggu waktu yang tepat. Kita takut kondisinya menurun,” pungkasnya.
Sementara itu Kapolsek Pangkalan Banteng Iptu Sudarsono akan segera melakukan pemeriksaan kepada saksi korban untuk mendapatkan keterangan terkait penyebab kejadian tragis itu.
”Sampai saat ini keterangan kan masih sepihak dari tersangka dan juga beberapa saksi dan keluarga korban. Dan informasi penting dari saksi korban (Vius Dame) ini juga sangat penting,” katanya.
Namun, aparat juga akan menunggu sampai korban benar-benar siap. ”Kalau tidak bisa hadir di Polsek, kita yang akan datangi kediamannya. Tapi nanti dulu, menunggu sampai pak Vius siap,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Vius Dame (63)-Yasinta Bura (48) ditemukan sekarat bersimbah darah Jumat (17/3) pagi. Mereka dibantai oleh tetangganya sendiri, Egenius Paceli (53).
Kedua korban yang sudah tergolong kakek-nenek itu menderita luka parah. Tangan kiri Yasinta Bura putus dan akhirnya meninggal dunia. Sedangkan suaminya mengalami luka wajah menganga akibat sabetan benda tajam, tangan kanan nyaris putus, dan jempol tangan kiri hingga sebagian telapak tangan anggota BPD Desa Marga Mulya itu terlepas dari tempatnya.
Sempat mendapatkan pertolongan di RSR Semanggang, kedua korban langsung dirujuk ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Egenius Paceli sudah ditetapkan sebagai tersangka tunggal dan mendekam di Rutan Mapolres Kobar. (sla/yit)