SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Rabu, 05 April 2017 14:44
HORORRRR!!!! Istri Dibantai saat Suami Mandi

Vius Dame: Salah Saya Apa?

PENUH LUKA: Vius Dame sudah pulang setelah menjalani perawatan selama lebih dari dua pekan di Rumah Sakit Banjarmasin.(SLAMET/ RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN – Aksi brutal Egenius Paceli di Pangkalan Banteng 17 Maret lalu telah menewaskan Yasinta Bura dan membuat Vius Dame luka berat. Tokoh masyarakat asal NTT itu harus menjalani operasi dan perawatan lebih dari dua pekan. Kini pria 63 tahun itu diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Bekas luka jahitan di bagian dahi dan wajahnya yang telah mengering. Tangan kanannya masih terbalut perban dan harus digendong serta telapak tangan kiri tanpa jempol sudah cukup menggambarkan betapa kalapnya Paceli saat mengayunkan parang untuk menghabisi nyawa bapak tiga anak itu.

Setelah melewati masa kritis, kini Vius Dame mempertanyakan kesalahan dirinya hingga Paceli mengamuk dengan sebilah parang. ”Salah saya apa, begitu besarkah dosa saya kepada dia (Paceli) hingga saya dan keluarga harus diperlakukan seperti ini,”ucapnya, Selasa (4/4) pagi.

Meski luka-luka itu mulai sembuh, namun kelopak mata kanan Vius tak berfungsi dengan normal kembali.  ”Ini luka di kepala dan wajah sudah kering dan nyambung, namun kadang sedikit nyeri dan pusing. Luka bacok di tangan kanan ini juga tembus ke tulang dan tulangnya patah, namun sudah proses penyembuhan. Kalau jempol kiri ini tidak bisa disambung lagi,” katanya menunjukkan bagian-bagian tubuhnya yang terkena sabetan parang.

Tarikan nafas panjang terdengar berat sesaat sebelum Vius Dame melanjutkan cerita kejadian horor yang menewaskan istrinya. Ia mengatakan bahwa saat Paceli mengeksekusi istrinya, dia sedang berada di kamar mandi.

Mendengar suara teriakan istri, Vius yang saat itu sudah selesai mandi langsung bergegas keluar. Namun begitu pintu kamar mandi terbuka, sabetan barang bertubi-tubi mengenai tubuhnya.

Masih sangat jelas dalam ingatan, bahwa sabetan pertama langsung ditangkisnya dengan tangan kanan hingga menyebabkan tulangnya patah. Kemudian sabetan selanjutnya mengenai kepala dan disusul berikutnya mengenai telapak tangan kiri hingga jempolnya putus.

Dengan kondisi tubuh yang mulai goyah karena darah terus mengucur keluar dari luka mengangga di kepala dan tangan, sekuat tenaga dia berjalan keluar dari rumah dan tersungkur lemas di pelataran pintu dapur.

”Saya keluar, langsung parang itu disabetkan ke kepala. Yang diincar itu leher saya. Namun saya tangkis pakai tangan, setelah mengenai kepala, pandangan saya jadi kabur, langsung berjalan keluar rumah untuk mencari pertolongan,” katanya.

Saat kejadian itu, dia sama sekali tidak melihat dengan jelas kondisi istrinya, bahkan saat dievakuasi warga dan apara Polsek Pangkalan Banteng ke RSR Semanggang.

Kabar akan kematian istrinya diperoleh saat pastor datang menjenguknya pada Senin (3/4) kemarin.

Menurut Vius, anak-anaknya tidak berani memberitahu karena saat itu sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatan dan yang mereka pikir adalah bagaimana menyelamatkannya.

”Saya tahu istri saya meninggal itu dari Pastor, saya sangat sedih. Awalnya saya ingin marah, kenapa tidak diberitahu sejak awal. Namun akhirnya saya sadar, mungkin mereka (anak-anaknya) sangat sayang dengan saya, dan tidak ingin membuat mental saya tertekan saat proses penyembuhan di rumah sakit, ”katanya.

Selain karena kerja keras tim dokter di rumah sakit Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang berhasil melakukan operasi di kepalanya, Vius Dame juga mengucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah membantu menyelamatkan hidupnya.

”Bagi saya ini seperti keajaiban, Tuhan masih memberi kesempatan saya untuk hidup. Terima kasih untuk semua yang telah bekerja keras  untuk menyelamatkan saya,” katanya.

Mengenai permasalahan tanah yang diduga menjadi penyebab tindakan sadis Paceli, Vius buru-buru membantahnya. Sejak awal Paceli memang selalu keras dengan keluarganya.

Menurutnya, permasalahan tanah itu sebenarnya bisa diselesaikan dengan mudah. Beberapa kali Paceli ingin menjual tanah yang dibeli dari Vius, namun oleh keluarga besarnya tidak disetujui. Keluarga besar Paceli (istri, anak, dan menantu) justru lebih percaya kepada Vius Dame.

”Dia memang sering jahat dengan keluarga saya. Padahal selama ini kita tidak pernah membuat masalah dengan dia,” katanya.

Selama puluhan tahun hidup bertetangga, keluarga Vius Dame sering membantu keluarga Paceli.  ”Kalau ada apa-apa keluarga itu larinya ke saya, minta pendapat atau minta bantuan untuk menyelesaikan masalah juga saya bantu. Saya tidak minta imbalan, karena keluarga Paceli itu sudah saya anggap seperti saudara,”terangnya.

Kini setelah semua kejadian itu, tidak ada sedikitpun dendam kepada Paceli dan keluarganya. Selain menyerahkan semua kepada pihak kepolisian,Vius Dame dan keluarga besarnya juga berpasrah kepada Tuhan.

”Tidak ada, saya tidak dendam sama dia. Kalaupun saya marah dan saya musuhi keluarga mereka (Paceli), tidak akan mengembalikan semuanya,” pungkasnya. (sla/yit)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:10

57 Jamaah Calon Haji Diberangkatkan

<p>PANGKALAN BUN- Sebanyak 57 orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Kotawaringin Barat…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers