KUALA KURUN – Sebanyak 5 siswi yang terdaftar sebagai peserta UN di Kabupaten Gunung Mas, gagal mengikuti ujian nasional (UN). Mereka tak ikut UN karena menikah.
”Kita (Pemkab Gumas, Red) sangat menyayangkan hal ini terjadi. Padahal, dari dinas terkait sudah melakukan sosialisasi, ke sekolah untuk tidak melakukan pernikahan dini. Minimal menyelesaikan sekolah hingga SMA,” kata Wakil Bupati Gumas Rony Karlos saat meninjau UN di tiga sekolah, yakni SMAN 1 Kurun, SMA Katolik Santo Arnoldus Janssen, dan SMAN 1 Tewah, Senin (10/4).
Dari pantauan, lima peserta didik yang tidak mengikuti UN, tiga berasal dari SMAN 1 Kurun dan dua dari SMAN 1 Tewah. Menurutnya, apabila itu sifatnya sakit, bisa mengikuti ujian susulan. Namun, kalau sifatnya pribadi, seperti menikah di usia dini, berarti pihak sekolah tidak bisa apa-apa.
”Ini kan sifatnya pribadi, menikah. Kita pun tidak bisa berbuat apa-apa,” tutur Rony.
Secara umum, lanjut dia, para peserta didik terlihat serius mengikuti UN ini. Diharapkan, mereka betul-betul mengerjakan soal yang diberikan, sehingga mendapatkan nilai yang baik.
”Jangan menganggap bahwa ujian yang dilaksanakan saat ini biasa saja, tapi harus menghayati apa yang sudah didapatkan di sekolah, karena ini merupakan tolok ukur untuk kelulusan mereka nanti, sehingga bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Dari pemantauan, di SMAN 1 Kurun tercatat 227 peserta didik yang terdaftar sebagai peserta UN, yang hadir 224 orang, tiga tidak hadir karena menikah. Sementara di SMA Katolik, dari 27 siswa terdaftar, semuanya hadir. Sedangkan di SMAN 1 Tewah, sebanyak 172 terdaftar sebagai peserta UN, namun yang hadir 170 orang, dua tidak mengikuti UN karena menikah. (arm/ign)