SAMPIT - Anggota Komisi III DPRD Kotim, Debi Sartika menyoroti pengelolaan Puskesmas Baamang II. Diantaranya yang mendesak untuk masuk dalam skala prioritas perbaikan yakni penanganan limbah medis dan plafon ruang reproduksi yang rusak.
“Dari agenda monitoring DPRD tadi (kemarin), Puskesmas Baamang II belum ada saluran untuk pembuangan limbah. Saya sempat berbincang dengan pegawainya, mereka juga berharap pembuatan saluran limbah itu bisa terlaksana tahun depan,” kata Debi, Selasa (18/4).
Anggota komisi III ini mengatakan limbah tidak terkelola dengan baik, tidak ada saluran khusus dan dibiarkan terserap tanah secara langsung tanpa ada pengelolaan.
Dirinya khawatir, limbah medis tersebut akan mengalir ke sungai di sekitar puskesmas yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut, Kecamatan Baamang, Sampit ini.
Sementara, anggota DPRD Kotim, Dadang menambahkan yang perlu diperhatikan juga kerusakan pada plafon agar tidak mengganggu pelayanan puskesmas.
Menurut Dadang, dari keterangan Kepala Puskesmas Baamang II, dr Yunita. Plafon rusak akibat tetesan air dampak dari atap yang bocor.
“Dulu sudah kami usulkan untuk perbaikan, karena kena imbas rasionalisasi, akhirnya gagal tahun ini. Mudah-mudahan tahun berikutnya bisa. Akan kami usahakan mengusulkan, hal ini untuk menunjang pelayanan kesehatan," ucap Dadang didampingi anggota DPRD Kotim Deby Sartika.
Dadang menyebutkan komisi III meninjau seluruh bagian ruangan, mulai dari ruang administrasi, poli, jasa medik, rawat inap hingga ruang petugas kesehatan.
Selain permasalahan fisik dan fasilitas bangunan, masalah lain yang dihadapi Puskesmas Baamang II adalah kekurangan peralatan kesehatan (alkes).
“Alkes masih kurang, kemampuan memberikan pelayanan terbatas, maka itu kami mendorong agar tahun 2018 permasalahan tersebut diperhatikan. Puskesmas Baamaang II ini juga menjadi percontohan,” pungkasnya. (ang/fm)