SAMPIT-Sekretaris Komisi III DPRD Kotim Hero Harapano mengungkapkan, dalam monitoring pihaknya menindaklajuti Laporan Keterangan Petanggungjawaban Bupati Kotim 2016, banyak ditemukan beragam persoalan di lapangan. Dikatakannya, persoala di daerah ini ternyata sangat kompleks.
Dicontohkan Hero seperti di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, pihaknya menemukan sejumlah masalah, terkait pendidikan, kesehatan, hingga lingkup pemerintah kecamatan. Salah satunya yakni lemahnya koordinasi antara instansi teknis dengan pemerintah kecamatan, sehingga banyak kegiatan pembangunan dari APBD Kotim tidak terinventarisir oleh pihak kecamatan.
"Tentunya ini bertolak belakang dengan semangat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yaitu pembangunan bertahap, bertingkat dan berlanjut," tegasnya.
Selain itu lanjut Hero, dalam lingkup pendidikan, perhatian Pemkab terhadap penyediaan ruang kelas di sekolah belum sesuai harapan. Akibatnya, banyak murid yang harus bergantian menggunakan ruang kelas atau sering dikatakan masuk siang, agar bisa belajar.
"Masalah ini tidak boleh dianggap remeh karena secara psikologis, jam belajar anak semestinya dimulai pada pagi hari. Karena daya serap anak akan lebih efektif pada pagi hari. Selain itu, jam siang seharusnya dimanfaatkan anak untuk istirahat, kegiatan belajar tambahan, ekstrakurikuler atau pun untuk bermain serta bersosialisasi sesama mereka," papar Politikus Demokrat Kotim ini.
Di sisi lain menurut Hero, pada lingkup kesehatan, Pemkab Kotim belum konsiten memperhatikan ketersediaan tenaga pelayan kesehatan di pelosok. Dan lanjutnya, pihak terkait jangan dengan mudah mengabulkan permintaan dari tenaga medis yang telah ditempatkan di daerah untuk pindah ke daerah perkotaan, tanpa terlebih dahulu menyiapkan tenaga penggantinya.
"Jangan sampai bongkar pasang sesuka hati, karena hal tersebut mengorbankan masyarakat. Akibatnya, pelayanan kesehatan terabaikan,” tandasnya. (ang/gus)