SAMPIT – Target penyerapan beras lokal oleh Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), untuk tahun 2017 dipastikan mengalami penurunan. Pada tahun 2016 lalu, target serapan beras lokal mencapai 5000 ton, tapi tahun ini berkurang menjadi 4810 ton saja.
”Ini dikarenakan persentase capaian serapan beras lokal pada tahun lalu sangat jauh dari target, makanya untuk tahun ini pemerintah mengurangi target tersebut,” kata Joko Prasetyo Afrizal, Kepala Perum Bulog Subdivre Sampit, Rabu (26/4).
Target penyerapan beras lokal ini ditentukan langsung oleh pemerintah pusat. Dalam menentukan target ini biasanya ada beberapa aspek yang menjadi dasar pertimbangan, salah satunya pencapaian target pada tahun sebelumnya.
Tidak tercapainya target serapan beras lokal ini bisa diasumsikan karena dua hal. Kedua hal ini ada yang baik dan buruk. Tidak tercapainya target bisa diasumsikan karena petani berhasil menjual hasil panen beras mereka di luar Bulog dengan harga yang lebih tinggi sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Bulog sendiri hanya bertugas mempertahankan harga beras tetap pada HPP (Harga Pokok Penjualan) yang ditetapkan pemerintah. Apabila petani bisa menjual di atas HPP maka Bulog tidak wajib untuk menyerap beras lokal tersebut.
Asumsi yang kedua, tidak tercapainya serapan beras lokal ini dikarenakan pertanian di daerah ini sedang lesu, produksi beras belum mencapai swasembada yang diinginkan. Sebenarnya ketetapan target tersebut hanya 10 persen dari potensi produk yang bisa dihasilkan di suatu daerah. Perum Bulog Subdivre Sampit sendiri membawahi Kotim, Seruyan, dan Katingan. Jadi target 4810 ton adalah untuk ketiga kabupaten tersebut.
”Kalau tidak tercapai bisa berarti pertanian di sini lesu, bisa juga padi yang ditanam merupakan varietas padi yang hanya panen satu kali setahun atau padi unggul yang harganya di atas HPP sehingga Bulog tidak bisa menyerapnya,” katanya.
Kendati target penyerapan beras Bulog diturunkan, namun pihaknya akan terus menerima pasokan beras dari petani lokal sebanyak-banyaknya, asalkan sudah sepakat dengan Bulog terutama dari segi harga. (vit/yit)