SAMPIT – Lantaran takut dikatakan melakukan pungutan liar (pungli), pengurus Pasar Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan mengundurkan diri. Akibatnya, sampah sempat menumpuk dan listrik padam selama lima hari.
”Karena takut disebut pungli, pungurus mundur dalam bulan ini juga. Jadi, pedagang yang membentuk tim sendiri berdasarkan kesepakatan mereka. Lima hari sampah menumpuk. Kondisi seperti itu yang rugi bukan orang lain,” kata Kasi Sarana Prasarana dan Retribusi Disdagperin Kotim Aulisius, Jumat (28/4).
Aulisius menuturkan, pihaknya sudah mengimbau pedagang agar ikut berperan menghindari pungli. Hal itu untuk menepis kekhawatiran semua pengurus pasar di Kotim mundur karena alasan yang sama yang bisa membuat pasar tidak terurus.
”Jika pedagang sendiri yang membentuk pengurus dan menetapkan berapa bayaran upah kepada petugas kebersihan dan keamanan, maka tidak ada yang protes lagi. Atau mereka menyarankan kepengurusan diserahkan kepada koperasi agar ada payung hukumnya juga diperbolehkan,” ujarnya.
Menurutnya, sejauh ini kondisi tersebut sudah teratasi dengan baik. Semua pasar masih bersih tanpa ada tumpukan sampah. Pihaknya berharap pedagang tetap bekerja sama memberikan saran yang baik demi kepentingan bersama.
”Untuk pasar di dalam kota semua masih aman. Kebersihan dan keamanan tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, kami khwatir situasi seperti di Pasar Samuda bisa merembet ke pasar lainnya. Padahal, tujuannya untuk kepentingan mereka juga,” tandasnya. (mir/ign)