Berada di antara para pria tak membuat Noor Anisa Binti Abdullah merasa risih. Sebaliknya, wanita penggemar motor gede (moge) ini justru merasa senang. Selain memperluas pergaulan, dia juga mendapat banyak pengalaman.
DEVITA MAULINA, Sampit
Noor Anisa Binti Abdullah tampak ceria malam itu, Jumat (28/4), dalam acara jamuan makan malam yang diikuti ratusan bikers. Perempuan asal Brunei Darussalam ini datang ke Sampit setelah melalui perjalanan panjang bersama anggota komunitasnya, Pemoda Bersepadu.
Borneo Island International Big Bike Festival (BIIBBF) mengantarkan Noor menjejakkan kaki di Sampit. Saat ditemui Radar Sampit, wanita itu dengan ramah melayani dan menceritakan pengalamannya sebagai bikers.
Perempuan berusia 30 tahun ini mengaku sudah lama suka mengendarai sepeda motor. Apalagi di negaranya wanita justru lebih banyak menggunakan kendaraan tersebut ketimbang pria, meski untuk touring masih jarang.
Noor mengaku bari satu setengah tahun bergabung dalam komunitas motor Pemoda Bersepadu. Dia mengaku gembira bisa bergabung karena banyak pengalaman yang diperolehnya.
”Dengan gabung bersama komunitas ini, saya merasa seronok (senang), karena bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman. Berbagi hobi dan suka ria (bergembira),” ujar Noor.
Noor mengaku sudah terbiasa berkeliling menggunakan sepeda motor. Dia selalu berupaya menjaga kondisi fisik agar selalu kuat bertualang di jalanan. Tak lupa mesin motornya juga diperhatikan agar selalu prima.
Masalah penampilan yang jadi bagian penting bagi kebanyakan perempuan tak terlalu diperhatikannya. Bagi Noor, pengalaman yang didapat lebih penting, seperti mengenal tempat dan budaya baru di suatu yang belum pernah dikunjunginya. Rasa lelah terbayar lunas apabila perjalanan berhasil sampai ke tujuan.
”Saya tidak pikir kulit rusak, karena debu dan segala macam. Yang penting pengalaman dan kesenangan yang didapat. Sejauh ini, Alhamdulillah, seronok dan saya ada banyak teman laki-laki juga,” ujarnya.
Pergaulan Noor semakin luas. Apalagi komunitas tempat ia bergabung merupakan komunitas yang cukup solid dengan jumlah anggota yang banyak dan menjadi komunitas motor pertama yang didaftarkan secara resmi di negaranya. Bahkan, disebut-sebut sebagai komuntas motor tertua dan terbesar yang berdiri sejak tahun 1996 hingga sekarang.
Di dalam komunitasnya tidak ada diskriminasi atau perlakuan yang berbeda antara kaum laki-laki maupun perempuan. Semua sama, mendapat hak dan kewajiban yang setara. ”Kalau biasanya cewek itu selalu disayang, di komunitas ini tidak. Kami semua sama saja. Perlakuannya pun sama,” ucap Noor.
Dia bersama teman komunitasnya sudah banyak mengunjungi berbagai daerah dalam kurun waktu satu setengah tahun. Sebagian besar di Malaysia, seperti Kuching, Sandakan, Kudat, dan Bintulu.
Noor mengaku kunjungannya ke Sampit, Kalimantan Tengah, paling berkesan. Pasalnya, perjalanannya cukup panjang dan memakan waktu sekitar dua hari. Kemeriahan acara yang digelar di Sampit mampu mengobati rasa lelahnya. Ditambah sambutan dan keramahan masyarakat Sampit.
Noor mengaku, keluarga awalnya tidak mendukung hobinya. Apalagi dia sebagai seorang ibu yang dituntut untuk bisa memberikan yang terbaik bagi anak semata wayangnya. Tapi, hal itu bisa diatasi dengan manajemen waktu yang baik.
”Untuk anak ada waktunya dan untuk berkendara juga ada waktunya. Bagi-bagi waktu lah, karena berkendara juga tidak setiap waktu,” tuturnya.
Karena melihat Noor bahagia dengan hobinya tersebut, keluarga akhirnya mendukung. Dia berharap mendapat pengalaman lebih banyak lagi dan bisa menjelajahi daerah-daerah baru dengan kendaraan roda dua kesayangannya. (***/ign)