SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Kamis, 11 Mei 2017 15:02
Lima Hari Air Macet, PDAM Ngaku Belum Bisa Layani Sambungan Baru
PERBAIKAN: Petugas PDAM memperbaiki pipa rusak yang menyebabkan air bersih tak mengalir selama lima hari ke sebagian besar pelanggan di Kota Sampit, kemarin (10/5).(DEVITA MAULINA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dharma Tirta Sampit di Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mengeluhkan distribusi air yang macet selama 5 hari terakhir. Awalnya, kondisi ini terjadi diduga karena gangguan listrik yang sering padam.

Setelah ditelusuri, ternyata karena ada kebocoran pada salah satu pipa utama PDAM di Jalan Muchran Ali depan Gang Panglima Balai. Pipa ini menyambungkan pipa intake ke instalasi dan mengakibatkan distribusi air untuk wilayah Baamang terganggu.

”Kondisi ini sudah berlangsung selama lima hari. Hal yang membuatnya lama, karena kami kesulitan mencari alat untuk memperbaiki pipa yang rusak tersebut. Alat ini tidak ada di Kalimantan, adanya di Jawa,” kata Firdaus Herman Ranggan, Kepala PDAM Dharma Tirta Sampit, Rabu (10/5).

Menurut Firdaus, alat yang diperlukan berupa pipa elbow berukuran 500 milimeter yang tergolong langka dan sulit ditemukan dan hanya dijual di Jawa dengan kisaran harga mencapai Rp 80 juta. Alat tersebut beratnya di atas 100 kg, sehingga tidak bisa diangkut menggunakan pesawat.

Kerusakan pada pipa elbow, menurut Firdaus, murni karena faktor usia. Rata-rata pipa PDAM yang digunakan saat ini memang sudah cukup tua, yakni dipasang pada tahun 1980-an, sehingga wajar apabila terjadi kerusakan.

”Selain rawan rusak, alat yang digunakan ini umumnya stok lama dari tahun 80-an, sehingga untuk mencari yang sesuai cukup sulit. Tapi, alhamdulillah, sekarang barangnya sudah datang dan sedang dipasang, tinggal menunggu normalnya saja,” ujarnya.

Akibat kerusakan, lanjutnya,banyak debit air yang terbuang. Hal itu merupakan kerugian bagi pihaknya. Namun, Firdaus enggan menyebut nilai kerugian itu. Yang diutamakan sekarang adalah agar pemasangan pipa elbow cepat selesai, sehingga aliran air ke pelanggan PDAM bisa kembali berjalan.

Dia menambahkan, pemasangan pipa diupayakan selesai dalam satu hari, sementara aliran PDAM baru kembali normal sekitar 5 sampai 6 jam setelah pemasangan pipa selesai. Pihaknya memerlukan waktu untuk membuang ruang udara yang masuk ke pipa saat pemasangan berlangsung.

Sementara itu, bagi pelanggan yang memerlukan pasokan air bersih, bisa datang ke kantor PDAM Dharma Tirta di Jalan Christopel Mihing. Pihaknya akan memberikan pasokan air gratis kepada pelanggan selama air macet.

”Kami meminta maaf kepada pelanggan atas ketidaknyaman ini, tapi kerusakan ini memang di luar kemampuan kami. Kami juga berupaya untuk mengatasinya. Insya Allah dengan perbaikan ini ke depannya pelayanan bisa lebih baik lagi,” tandasnya.

 

Dana Belum Cair

Sementara itu, PDAM Dharma Tirta Sampit mengaku belum bisa membuka layanan pemasangan baru untuk akses air bersih pada warga. Pasalnya, pihaknya belum menerima kucuran dana yang dijanjikan pemkab. Alasannya, surat keputusan mengenai kucuran dana menunggu persetujuan dari Gubernur Kalimantan Tengah.

”Suntikan dana untuk saat ini belum kami terima karena menunggu persetujuan dari gubernur. Suntikan dana pun tidak sekaligus kami terima semua, tetapi bertahap hingga tahun 2020,” kata Firdaus.

Dia menjelaskan, total suntikan dana yang diberikan pemerintah sampai tahun 2020 sebesar Rp 32 miliar. Untuk tahap pertama tahun ini, rencananya dana yang akan dicairkan sebesar Rp 6 miliar.

Meskipun cukup besar, lanjutnya, jumlah tersebut belum mencukupi mengejar target 100 persen masyarakat terakses air bersih PDAM. Padahal, target tersebut diharapkan bisa tercapai tahun 2020.

”Mengikuti nawacita presiden Joko Widodo, Indonesia ditargetkan 80-90 persennya sudah terakses air bersih. Untuk mengejar target 100 persen sampai tahun 2020, minimal kita harus punya dana Rp 72 miliar. Tetapi, karena hanya diberi setengahnya, yaitu Rp 32 miliar, untuk mencapai target tersebut susah, paling tidak kita hanya bisa mencapai separuh dari target,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, masyarakat Kotim saat ini berkisar 450 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut, mereka hanya bisa melayani total 125 ribu jiwa. Sisa warga yang belum terakses air bersih PDAM sekitar 325 ribu jiwa. Dengan dana suntikan yang terbatas, mereka hanya bisa membuka layanan untuk sekitar 150 ribu jiwa.

”Itu kalau kita fokus hanya pada pelanggan, tapi kita juga punya banyak hal lain yang memerlukan perhatian, seperti pemasangan jaringan. Itu kan juga penting,” katanya.

Untuk sementara, pihaknya akan fokus pada 150 ribu pelanggan baru di kecamatan dalam kota. Karena yang paling banyak melakukan permohonan pemasangan ada di wilayah kota. Hingga kini dalam daftar tunggu mereka terdapat sekitar 12 ribu sambungan rumah.

”Kita lihat nanti siapa yang bisa langsung mendapat pemasangan baru. Tapi, memang yang diprioritaskan adalah yang sudah pertama kali mendaftar pemasangan baru. Walaupun begitu, kita juga akan ada pertimbangan, karena bisa saja ada warga yang meminta pemasangan untuk berlangganan, sekarang sudah tidak ada lagi di tempat atau pindah. Jadi, bisa saja pelanggan yang baru daftar pun langsung kita buka aksesnya,” pungkasnya. (vit/sei/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers