PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) baru mengeluarkan satu rekomendasi untuk pengurusan izin tambang, khususnya galian C ke Pemprov Kalteng. Meski demikian, pengusaha galian C juga bisa mengurus langsung ke provinsi.
”Kita di Kobar hanya administrasi. Kita hanya memberikan rekomendasi saja untuk pengurusan perizinannya. Nah, yang sudah kita keluarkan rekomendasinya baru satu selama ini,” kata Kabag Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kobar Bambang Sudjatmiko, kemarin (11/5).
Bambang menambahkan, kemungkinan ada pengusaha yang langsung mengurus ke pemprov. Aktivitas galian C sebenarnya sudah belasan tahun beroperasi di Kobar, namun ternyata tidak satu pun yang berizin.
Ditanya seberapa sulit pengurusan izin galian C, Bambang mengaku tidak bisa mengukur secara pasti, karena tergantung niat pemilik. Namun, dia memprediksi sebagian lokasi galian C merupakan kawasan hutan produksi (HP), sehingga kesulitan untuk mengumpulkan dokumen yang disyaratkan.
Bambang kembali menegaskan, pihaknya sama sekali tidak memiliki kewenangan terkait hal itu, sehingga tidak bisa berbuat banyak.
Sementara itu, menurut sejumlah kalangan, persoalan galian C bakal rumit. Pasalnya, sebagian pengusaha tampak ogah mengurus izin lantaran galian C, khususnya pasir dipastikan tetap diperlukan meskipun tak ada izin.
Di sisi lain, akibat naiknya harga pasir setelah galian C ditertibkan, ternyata mengerek harga material bangunan lainnya, seperti batako. Sejumlah penjual batako di Pangkalan Bun dan sekitarnya mulai menaikkan harga, meskipun tidak siginifikan.
Sebagai contoh, biasanya per batako dihargai Rp 2 ribu, kini menjadi Rp 2.400. Dari sejumlah pabrik batako yang disambangi Radar Pangkalan Bun, kenaikan harga bervariasi, yakni antara Rp 200 – Rp 400 per batako.
Sejumlah masyarakat mengaku sangat terpukul dengan kondisi sekarang. Pasalnya, semua harga serba naik, dari mulai tarif dasar listrik (TDL), bahan kebutuhan pokok yang juga diprediksi naik jelang Ramadan.
”Sekarang serba sulit. Bayar token listrik sekarang semakin bengkak. Harga sembako semakin mahal, kini bahan bangunan khususnya pasir juga ikutan naik. Semakin susah mencari pekerjaan pula,” kata Rama, seorang warga Pangkalan Bun. (sam/ign)